Jumat 29 Jun 2012 23:37 WIB

BNPB: Jangan Pasrah Sikapi Bencana Alam

Pelatihan penanganan bencana alam
Pelatihan penanganan bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, mengingatkan masyarakat daerah jangan sampai bersikap fatalistik atau pasrah dalam menghadapi berbagai ancaman alam yang selalu mengintai.

"Sikap pasrah dalam menghadapi ancaman bencana maupun menjalankan kehidupan tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam. Karenanya perlu berusaha untuk selalu siap siaga," katanya di Padang, Jumat.

Ia BNPB menyampaikan hal ini didampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Muslim Kasim dalam pertemuan dengan bupati, wali kota, tokoh adat, ulama dan jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) kabupaten dan kota se-Sumbar.

Dikatakannya, banyak korban jiwa saat kejadian bencana meletusnya Gunung Merapi, dikarenakan sebagaian anggota keluarga yang lanjut usia (Lansia) dan adanya sikap fatalistik.

Bencana alam gempa dan tsunami atau gunung meletus, menurutnya, memang tak dapat dipastikan waktunya oleh manusia, karena itu bergantung pada 'skenario' Allah SWT.

Namun, sebagai makhluk-Nya, lanjutnya, tentu tak cukup hanya sekadar memanjatkan doa, tanpa harus berusaha untuk tetap bersikap siap siaga menghadapi situasi terburuk.

"Mari bersama-sama semua elemen masyarakat saling bahu membahu dengan pemerintah, dalam penanggulangan bencana," ajaknya.

Apalagi, demikian Syamsul Maarif, para nenek moyang di Sumbar sudah mewariskan banyak nilai luhur dan hidup bersahabat dengan alam. Ia lalu menunjuk pepatah Minang "Alam ta kabang jadi guru", yakni belajar dari peristiwa yang pernah terjadi di negeri ini.

"Jadi, ke depan, masyarakat saat mengevakuasi diri dari ancaman gelombang tsunami, agar menghindari penggunaan kendaraan kalau menuju ke tempat ketinggian," tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, harus utamakan mencari bangunan tempat evakuasi terdekat penyelamatan sementara bersama anggota keluarga.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement