REPUBLIKA.CO.ID, "Why always me?" (Mengapa selalu saya?) Itulah pernyataan provokatif yang pernah ditunjukkan Mario Balotelli kepada dunia. Kalimat itu tercetak di atas kaus yang ia kenakan di bawah jersey timnya, Manchester City.
Nama tengah Balotelli adalah 'kontroversi'. Di dalam lapangan, Balotelli adalah mimpi buruk buat pelatih. Ia adalah striker yang selama ini dinilai sangat egois, temperamental, dan sulit diatur.
Dari 165 laga dalam karier sepak bolanya, Balotelli telah mencetak 55 gol di berbagai kompetisi. Tapi, dia juga adalah penyerang dengan koleksi 45 kartu kuning dan enam kartu merah.
Tidak hanya pemain lawan yang kerap ia provokasi, Balotelli juga pemain yang tak ragu berkelahi dengan rekan setimnya. Pelatih sekaliber Jose Mourinho yang pernah menangani Balotelli di Inter Milan, sampai berkata begini, "Dia memiliki sel otak tunggal, tidak mungkin bekerja dengan orang sepertinya."
Muncullah Roberto Mancini, pelatih yang akhirnya dapat "menjinakkan" Balotelli di Manchester City. Kebetulan, selama tiga musim membela Inter, Balotelli memang sempat berada dalam asuhan Mancini. Saat datang pada musim 2010/2011, Mancini yakin mampu menangani Balotelli.
Meski akhir musim lalu, Mancini pun sempat gerah dengan aksi bengal Balotelli, yang beberapa kali harus mendapatkan denda dan hukuman karena ulahnya di dalam ataupun di luar lapangan. Namun, Mancini selalu yakin dan menyadari Balotelli mempunyai potensi untuk menjadi pemain terbaik.
"Saya selalu berusaha membelanya karena Mario (Balotelli) pria yang baik, tapi jika dia tidak berubah, dia akan kehilangan talentanya di masa yang akan datang," ujar Mancini kepada Daily Mail.