REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Para petani di sejumlah daerah sekitar pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini khawatir mengalami gagal tanam. Kekhawatiran itu disebabkan oleh air dari saluran irigasi ke daerah tersebut berkurang sejak sekitar sebulan terakhir.
"Saat ini debit air ke wilayah Batujaya dan Pakisjaya sangat kecil. Jadi petani khawatir mengalami gagal tanam," kata Ketua Serikat Petani Karawang (Sepetak), Deden Sofyan, di Karawang, kemarin.
Dikatakannya, para petani di sejumlah daerah sekitar pesisir utara Karawang, seperti di Kecamatan Rengasdengklok, Batujaya, Jayakerta, Pakisjaya, dan lain-lain sudah mulai memasuki masa tanam. Karena itu, perlu dilakukan pengolahan tanah, tetapi para petani di daerah itu mengalami kesulitan memperoleh air dari irigasi sehingga khawatir akan terjadi gagal tanam.
Diperkirakan, areal sawah yang kini dilanda kekeringan mencapai sekitar 1.000 hektare. Areal sawah yang kini sudah dilanda kekeringan itu ialah areal sawah yang berlokasi di beberapa daerah sekitar pesisir utara Karawang, seperti di Rengasdengklok, Batujaya, Pakisjaya, dan lain-lain.
"Istilahnya, saat ini para petani di pesisir utara Karawang kebingungan, ragu-ragu untuk menanam padi. Kalau dipaksakan, air irigasi surut sehingga khawatir gagal tanam. Sedangkan kalau tidak menanam, sudah ada bibit. Jadi para petani di pesisir utara Karawang memang sangat kebingungan," kata Deden.
Ia mengaku sudah menyampaikan kondisi yang dialami para petani di sejumlah daerah sekitar pesisir utara Karawang ke Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Karawang beberapa waktu lalu. Tetapi hingga kini, para petani di wilayah pesisir utara Karawang masih kesulitan air.