REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Ratusan warga Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin, menolak rencana kelanjutan eksplorasi minyak dan gas bumi di wilayah setempat. Massa melakukan penolakan dengan membawa baliho dan spanduk penolakan.
"Sampai kapan pun, warga Desa Tanjung akan menolak eksplorasi migas. Kami minta eksplorasi migas di Desa Tanjung, tidak dilanjutkan," kata salah seorang warga, Suhartatik, sambil menangis.
Mereka datang ke lokasi bersamaan dengan akan dimulainya doa bersama dalam rangka rencana kelanjutan eksplorasi migas di Desa Tanjung.
Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, polisi mempersilakan sebagian massa, utamanya kaum perempuan, untuk duduk bersama undangan yang menghadiri doa bersama. Selama doa bersama yang juga dihadiri Bupati Sumenep A Busyro Karim dan pejabat forum pimpinan daerah (forpimda) lainnya, sebagian massa tetap meneriakkan penolakan adanya eksplorasi migas di Desa Tanjung.
Kegaduhan di lokasi berlanjut setelah pelaksanaan doa bersama, ditutup secara resmi oleh pembawa acara. Polisi langsung membuat "pagar betis" untuk mencegah massa maju ke tempat para pejabat forpimda dan sejumlah kiai yang duduk lesehan.
"Kami tidak akan pernah rela wilayah kami menjadi lokasi eksplorasi migas. Tolak eksplorasi migas," kata warga lainnya, Juhartatik.
Kontraktor kontrak kerja sama (K3S) atau perusahaan mitra kerja BP Migas yang akan melakukan eksplorasi migas di Desa Tanjung adalah PT Energi Mineral Langgeng (EML). Sejak beberapa waktu lalu, manajemen PT EML sebenarnya telah menghentikan eksplorasi migas di Desa Tanjung, akibat adanya penolakan dari warga setempat.