JAYAPURA - Badan Pusat Statistik Provinsi Papua merilis jumlah penduduk miskin di provinsi itu bertambah 21,80 ribu orang pada Maret 2012 ketimbang pada bulan yang sama tahun sebelumnya. "Jumlah penduduk miskin pada Maret 2011 sebanyak 944,78 ribu orang sedsangklan pada Maret tahun ini menjadi 966,56 ribu, atau terjadi penambahan 21,80 ribu orang," kata Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Provinsi Papua JA Djarot Soetanto, Senin (2/7).
Namun, katanya, secara persentase, penduduk miskin Papua mengalami penurunan sebesar 0,87 persen dari 31,98 persen pada Maret 2011 menjadi 31,11 persen pada Maret 2012. Djarot mengatakan, dari tipe daerahnya, selama kurun Maret 2011 hingga Maret 2012, terjadi penambahan penduduk miskin di daerah pedesaan sebesar 22,8 ribu orang dan di perkotaan berkurang sebanyak 1 ribu orang.
"Namun, secara persentase penduduk miskin menurun di perkotaan maupun di pedesaan. Di perkotaan penduduk miskin berkurang 0,36 persen dan di pedesaan berkurang 1,02 persen," katanya. Dia menjelaskan, peran komoditas makanan sangat berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan dibandingkan komoditas bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
"Dari Rp284.388 rupiah, garis kemiskinan Provinsi Papua pada Maret 2012, sebesar 75,36 persennya disumbang oleh garis kemiskinan makanan (GKM) dan 24,64 persen sisanya oleh garis kemiskinan nonmakanan (GKNM)," kata Djarot.
Garis kemiskinan daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar Rp321.228 lebih tinggi dari garis kemiskinan pedesaan yang hanya Rp 271.431. Kondisi itu menurut Djarot, disebabkan biaya untuk memenuhi kebutuhan minimal yang layak untuk makanan dan bukan makanan lebih besar diperkotaan dari pada di pedesaan.
Dia mengatakan, pada dua tahun terakhir maret 2011 dan Maret 2012 berdasarkan indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan meningkat pada periode pertama dan kedua. "Itu mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi garis kemiskinan tapi ketimpangan pengeluaran penduduk miskin cenderung meningkat," ungkapnya.