Senin 02 Jul 2012 21:53 WIB

Merokok Bikin Warga Jakarta Jatuh Miskin

Red: Karta Raharja Ucu
perokok (ilustrasi)
perokok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rokok kretek filter menyumnbang 17.38 persen dari tingkat kemiskinan di DKI Jakarta. Tak sedikit warga miskin ibu kota yang memilih membeli rokok ketimbang membeli beras atau makanan pokok lainnya.

Garis kemiskinan banyak ditentukan peranan komoditi makanan sebesar 64,59 persen, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditi bukan makanan sebesar 35,41 persen. Adapun komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras yang memberi pengaruh sampai 36,55 persen. Sementara daging 6,34 persen, dan telur 6,19 persen.

Sedangkan pada komoditi bukan makanan dipengaruhi perumahan sebesar 44,21 persen, pendidikan 10,50 persen. Angkutan menyumbang 10,18 persen, perlengkapan mandi 5,05 persen, dan bensin 4,90 persen.

Badan Pusat Statistik DKI menyebutkan, jumlah penduduk ibukota yang berada di bawah garis kemiskinan pada Maret 2012 menurun sangat tipis. Warga yang tergolong miskin pada Maret 2012 sebanyak 363.200 orang, menurun sebanyak 220 orang atau 0,05 persen dari jumlah pada Maret 2011 sebesar 363.420 orang. (baca: Penduduk Jakarta Masih Banyak yang Miskin)

Asisten Sekretaris Daerah bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta, Mara Oloan Siregar secara terpisah membenarkan keberadaan rokok sudah menjadi salah satu pola hidup masyarakat. Menurutnya, keberadaan rokok sangat memengaruhi produktivitas seseorang.

Dalam satu hari, jika seseorang merokok sebanyak lima kali dan setiap merokok membutuhkan waktu sampai 10 menit, setidaknya sudah menyia-nyiakan waktu hampir satu jam. "Kebiasaan ini, harus dihilangkan. Sekarang seolah-olah tidak merokok itu tidak hidup. Selain masalah kesehatan, merokok membuat seseorang tidak produktif," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement