REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakistan membuka kembali rute pasokan penting NATO ke Afghanistan yang ditutup sejak serangan mematikan November lalu. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, Selasa (3/7), mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menyesal atas tewasnya sejumlah orang dalam peristiwa tersebut.
Selama percakapan telepon dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar, dia mengatakan, "Pihaknya memberitahu saya bahwa jalur darat pasokan ke Afghanistan sudah dibuka," kata Hillary, seperti dilansir AFP yang dipantau Antara, Rabu (4/7).
Islamabad sudah lama mengatakan bahwa Washington harus meminta maaf atas serangan udara yang menewaskan 24 tentara Pakistan sebelum pihaknya akan membuka kembali rute, yang ditutup karena kemarahan setelah serangan Amerika Serikat yang menewaskan banyak tentara Pakistan itu.
"Menteri Luar Negeri Khar dan saya mengakui kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan korban jiwa militer Pakistan. Mohon maaf atas kerugian yang diderita oleh militer Pakistan. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pakistan dan Afghanistan guna mencegah hal itu tak pernah terjadi lagi," kata Hillary dalam suatu pernyataan.
Blokade itu telah memaksa aliansi mengandalkan jalur pasokan utara yang lebih lama, lebih mahal melalui Rusia dan Asia Tengah. Semula harapan-harapan kesepakatan mengenai pembukaan kembali rute berantakan di KTT NATO di Chicago Mei lalu, di tengah laporan-laporan bahwa Pakistan menuntut biaya besar untuk setiap dari ribuan truk yang melintasi perbatasan setiap tahun.
Namun, Hillary Clinton mengatakan, "Pakistan akan terus tidak mengenakan biaya transit demi kepentingan yang lebih besar yakni perdamaian dan keamanan di Afghanistan dan kawasan tersebut. "Ini adalah demonstrasi nyata dari dukungan Pakistan untuk Afghanistan yang aman, damai, dan sejahtera dan ini tujuan kita bersama di wilayah ini."