REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry Merak, Banten, hingga kini belum mampu mengatasi antrean truk akibat peningkatan volume kendaraan.
Hingga Rabu, antrean truk terlihat semakin parah sampai sepanjang 10 kilometer di dalam jalan tol Jakarta-Merak di km 85.
Antrean tersebut bukan hanya truk saja, tetapi angkutan bus dan kendaraan pribadi. "Saya kira antrean kendaraan itu, akibat volume kendaraan yang datang secara bersamaan menuju Pelabuhan Merak pada masa liburan sekolah saat ini," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Christine Hutabarat.
Ia menjelaskan, terjadi antrean truk ekspedisi yang hendak menuju Pulau Sumatera tersebut, akibat keterbatasan operasional kapal feri "roll on roll of" atau "Ro-Ro". Saat ini kapal yang beroperasi melayani penyeberangan Merak-Bakauheni sebanyak 20 armada, padahal sebelumnya mencapai 25 armada.
Penyeberangan Merak-Bakauheni dengan hanya 20 armada kapal, hanya 77 trip setiap harinya.
"Saya menilai 20 kapal ro-ro yang beroperasi itu belum mampu mengatasi antrean kendaraan yang terjadi," ujar dia pula.
Pihaknya akan mendatangkan kapal-kapal bantuan, untuk mengatasi antrean tersebut.
Saat ini, kondisi antrean justru semakin parah dan tidak terkendali akibat lonjakan jumlah truk, angkutan bus, dan kendaraan pribadi.
"Kami akan bekerja keras untuk mengatasi antrean di Pelabuhan Merak ini," kata dia.
Syukur, salah seorang sopir truk ekspedisi mengaku bahwa dirinya selama dua hari terakhir belum bisa menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Bahkan, saat ini kendaraannya masih terjebak kemacetan di Jalan Cikausa Atas atau sekitar empat kilometer menuju Pelabuhan Merak. "Kami berharap ASDP menambah jumlah kapal yang beroperasi di penyeberangan Merak-Bakauheni, agar antrean kendaraan bisa terurai," kata dia.