REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua membantah adanya penyisiran di sejumlah distrik (kecamatan) kabupaten Keerom. Hal ini menyusul adanya penembakan yang dilakukan oleh Operasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Lambertus Pekikir pada 1 Juli lalu.
"Tidak ada penyisiran dari pihak TNI di Keerom, yang ada patroli rutin yang dilakukan personil seperti pada umumnya," kata Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Ali Hamdan Bogra, via telepon seluler di Jayapura, Papua, Kamis (5/7).
Menurut perwira menengah itu, pihak TNI tidak melakukan penyisiran seperti yang disampaikan oleh sejumlah pihak, akan tetapi personil TNI yang ada di lapangan hanya melakukan patroli di sejumlah tempat di Keerom.
Kabid Humas Polda Papua, AKBP Johanes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi terkait hal itu juga mengatakan pihaknya tidak melakukan penyisiran tetapi yang benar adalah pengejaran kepada kelompok bersenjata yang menamakan diri Operasi Papua Merdeka pimpinan Lambertus Pekikir di Keerom. "Jadi saya klarifikasi, kami (Polri) tidak melakukan penyisiran, yang ada pengejaran para pelaku penembakan di Keerom," katanya.
Ia menjelaskan bahwa, pihaknya hanya mencari para pelaku yang telah bertindak sewenang-wenang. "Kalau ada warga yang dikatakan mengungsi kami belum tahu, tetapi ada baiknya warga di Keerom tetap tenang dan ikut membantu aparat agar pelaku penembakan bisa cepat ditangkap," katanya.
Ketika disinggung berapa jumlah personil Polri yang diterjunkan untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Lambertus Pekikir tersebut, dia mengatakan tidak mengetahui persis jumlahnya.
Sebelumnya, Plt Perwakilan Komnasham Papua, Frits Ramandey telah meminta kepada pihak Kodam XVII/Cenderawasih agar menghentikan penyisiran dan pengejaran terhadap para pelaku penembakan di Keerom. Soalnya, warga setempat merasa terganggu dan ketakutan dengan kegiatan tersebut.
Pada Ahad (1/7) pagi, kelompok bersenjata OPM pimpinan Lambertus Pekikir menghadang dan menembak rombongan Danyonif 431. Akibatnya, salah satu anggota TNI terluka dan menewaskan kepala Kampung Sawi Tami, Jophanes Yanafrom.