Jumat 06 Jul 2012 01:06 WIB

Dituduh Provokatif, Ulama Kritik Media Swiss

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Sebuah menara masjid tampak di salah satu sudut kota di Swiss.
Foto: AP
Sebuah menara masjid tampak di salah satu sudut kota di Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Komunitas muslim mengeluhkan pemberitaan media Swiss terkait kotbah provokatif. Menurut mereka, media massa Swiss terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa melihat adanya usaha dari kalangan muslim dalam mencegah tindak terorisme.

Imam Masjid Errhamen, Khalid Ben Mohamed, mengatakan tidak semua kotbah mengajak umat melakukan tindak kekerasan. Sebaliknya, sebagian besar kotbah ulama fokus pada motivasi umat agar berintergrasi, memerangi masalah sosial dan lainnya. "Satu contoh lain, ada pula kotbah yang memotivasi muslim untuk tidak membuang sampah sembarangan," papar dia seperti dikutip onislam.net, Kamis (5/7).

Khalid mengaku, tak jarang umat meminta ulama untuk berbicara soal peristiwa yang terjadi di dunia. Misalnya, penderitaan rakyat Suriah. "Tentu kami, para ulama mengajak umat memohon kepada Allah SWT agar umat Islam senantiasa mendapatkan kekuatan dan perlindungan dalam menghadapi segenap cobaan," ucapnya.

Namun, kata dia, otoritas Swiss tidak memahami peranan imam atau ulama di masyarakat.  "Peran kami seolah diabaikan. Kami berusaha kerasa untuk membimbing generasi muda agar tidak terlibat dalam masalah serius meski dipicu persoalan dalam keluarga dan lingkungan semisal perceraian, putus sekolah, kemiskinan, dan lainnya.

Khalid mengakui kesulitan yang dialami muslim berintegrasi ke dalam masyarakat dapat berubah mereka menjadi radikal. "Segalanya mungkin dalam psikologi manusia. Tapi kami mempertanyakan peranan media melalui pemberitaannya. Mereka juga berperan dalam radikalisasi muslim," kritik Khalid. Karena itu, Khalid meminta media massa Swiss turut andil membantu para ulama dan imam mencegah meluasnya radikalisasi di kalangan pemuda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement