REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak mengaku memiliki "keterangan pasti" anggota Alqaidah menyeberang dari Irak ke wilayah Suriah untuk melancarkan serangan dan telah mengirim balabantuan ke perbatasan.
Menteri luar negeri Irak Hoshyar Zebari, Kamis, mengatakan "petugas operasi" Alqaida tampaknya bergerak melalui jalur penyelundupan kuno dengan membawa senjata.
"Kami memiliki informasi kuat dan intelijen bahwa anggota jaringan Alqaidah telah pergi ke arah lain, ke Suriah, untuk membantu, menjadi perantara, melancarkan serangan teror", kata Zebari dalam taklimat di Ibu Kota Irak, Baghdad.
Suriah menyatakan aksi perlawanan 16-bulan terhadap Presiden Bashar al Assad bukan revolusi rakyat tapi persekongkolan "teroris" yang didanai dan diarahkan dari luar negeri.
Bashar, yang berasal dari kelompok Alawi juga mengatakan kebanyakan kerusuhan di Suriah memiliki tanda-jejak Alqaidah dan ideologinya, demikian laporan Reuters, yang dipantau Kamis malam.
Irak telah memperkuat pengamanan di sepanjang 680 kilometer perbatasan gurun dengan Suriah, sehingga membuatnya jadi perbatasan Irak yang dijaga paling ketat, kata Zebari.
"Kebanyakan pembom bunuh diri, petempur asing, anasir Alqaidah dulu biasa menyelinap ke dalam wilayah Irak dari Suriah. Jadi mereka tahu jalur itu dan seluk-beluknya. Itu bukan berarti operasi ini dilakukan secara rutin dengan cara terorganisir," katanya.
"Ini adalah keprihatinan utama kami --mengenai rembesan, tentang kelompok ekstrem mencapkan kaki di negara tetangga, memiliki pangkalan," kata Zebari. Agen Alqaidah berkomunikasi melalui jaringan gerliyawan bawah tanah, katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah mengatakan ia percaya Alqaidah bertanggung-jawab atas dua pemboman mobil bunuh diri di Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada Mei sehingga menewaskan sedikitnya 55 orang.