REPUBLIKA.CO.ID, COSTABATO CITY - Sekitar satu juta pendukung dan pejuang kelompok gerilyawan Filipina terbesar, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), akan berpartisipasi dalam kongres empat hari yang bertujuan memperkuat persatuan di antara umat Islam Filipina, kata seorang pejabat MILF.
Kongres, yang akan mulai Jumat dan akan diadakan di Provinsi Maguindanao, Filipina selatan, diselenggarakan oleh MILF bersama-sama dengan Organisasi Konferensi Islam.
Juru bicara MILF, Von Al Haq, kepada Xinhua melalui telepon menjelaskan, mereka mengadakan acara mereka tersebut mendapatkan pandangan dari Orang-orang Bangsamoro serta pemimpin lokal mengenai pembicaraan perdamaian yang sedang berlangsung dengan pemerintah.
Dia mengatakan, beberapa pendukung mereka dari Manila sekarang dalam perjalanan ke Darapanan, kamp utama MILF di kota Sultan Kudarat.
"Kami mengharapkan sekitar satu juta atau lebih peserta. Sembilan puluh persen persiapan kami berada di tempat itu," tegas Al Haq.
Pemimpin gerilyawan mengatakan, pasukan mereka yang menghadiri acara tersebut dibatasi untuk bergerak di luar tempat perkemahan bersenjata mereka.
"Tetapi di dalam kamp mereka bisa memakai seragam dan membawa senjata mereka," katanya.
Al Haq mengatakan, mereka mengharapkan Sekretaris Jenderal OKI, Prof Dr Ekmeleddin Tevetoglu mengirim wakilnya ke acara tersebut.
Namun, Amalia Alib, 30 tahun, yang berasal dari Lanao del Sur mengatakan, ia menentang penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi jika pemimpin senior hanya menggunakan rakyat untuk kepentingan mereka sendiri.
"Ketika Front Pembebasan Nasional Moro menandatangani perjanjian dengan pemerintah pada tahun 1996, apa yang terjadi? Tidak ada. Kita masih terpecah dan miskin," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah harus berhati-hati dalam memberikan tuntutan MILF dalam perundingan mereka. Pemerintah dan MILF telah melakukan perundingan untuk perjanjian damai selama 14 tahun terakhir.
MILF dengan kekuatan 12.000 pendukung adalah kelompok gerilyawan separatis terbesar yang berusaha memisahkan Mindanao dari Filipina lainnya untuk mendirikan negara Islam di wilayah itu.