Jumat 06 Jul 2012 11:27 WIB

Ingat, Saham Pertambangan dan Perkebunan Rawan 'Profit Taking'

 Angka pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Angka pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pada perdagangan Jumat (6/7) di Bursa Efek Indonesia (BEI), beberapa saham diprediksi berpotensi mengalami aksi ambil untung (profit taking). Beberapa di antaranya adalah saham sektor pertambangan, perkebunan dan semen. Kondisi tersebut tidak terlepas dari harga komoditas yang kembali mengalami pelemahan seiring dengan harga logam dunia.

"Ketiga sektor itu masih rawan 'profit taking'," ujar analis Samuel Sekuritas Indonesia Yualdo Yudoprawiro di Jakarta.

Untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), lanjut Yualdo, 'support' indeks akan berada pada level 4.020. Pada pembukaan perdagangan sesi I, Jumat, IHSG naik 1,94 poin (0,04 persen) ke level 4.071,77, sedangkan indeks saham unggulan LQ45 menanjak 0,50 poin (0,07 persen) ke level 698,07.

Untuk bursa global, bursa Eropa dan Amerika Serikat ditutup mixed dengan kecenderungan melemah seiring sikap pasar yang memfaktorkan penurunan suku bunga oleh bank sentral China dan Eropa. Bank Sentral Eropa (ECB) semalam menurunkan suku bunganya menjadi 0,75 persen, diikuti bank sentral China yang menurunkan sukubunga pinjaman menjadi 6 persen.

Bank Sentral Inggris juga menambah jumlah dana program pembelian obligasi di pasar sekunder. "Pasar lebih memfaktorkan sentimen negatif dari pernyataan ECB bahwa ekonomi Uni Eropa lebih cenderung berpotensi melambat dan tidak adanya langkah stimulus moneter baru dari ECB," terangnya.

Sementara bursa Asia pagi ini kembali dibuka terkoreksi dengan memfaktorkan kekecewaan pasar karena tidak adanya langkah stimulus moneter baru yang dilakukan oleh ECB.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement