REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Kekerasan terus belangsung di Suriah. Bahkan kondisinya kian mencekam. Yang terbaru adalah pada Kamis (5/7) kemarin, kota Dayara, Suriah tengah, dihujani meriam. Akibatnya, satu warga meninggal dunia.
Demikian disampaikan para pengamat hak asasi manusia (HAM). Video amatir yang disiarkan di YouTube dan didistribusikan Observatorium Suriah untuk HAM menunjukkan para petugas medis sia-sia mencoba mengobati seorang yang bersimbah darah di Daraya, Provinsi Damaskus.
Pertempuran sengit juga pecah di beberapa bagian ibu kota, kata Observatorium yang berbasis di Inggris.
Di tempat lain, satu ledakan menargetkan kendaraan militer menewaskan sedikitnya lima tentara di Maaret al-Numan, di Provinsi Idlib, Suriah baratlaut, katanya.
Dia menambahkan bahwa tentara menghantam kota, menewaskan dua gerilyawan.
Pertumpahan darah terbaru itu terjadi menjelang diperkirakan protes-protes anti-rezim akan menyerukan "perang pembebasan rakyat," menurut Koordinator Persatuan Revolusi Suriah.
Dari 95 orang yang tewas pada Kamis, 68 adalah warga sipil, 24 tentara pemerintah dan tiga pejuang pemberontak, kata pengawas itu
menambahkan. Jumlah korban tidak mungkin untuk diverifikasi secara independen dalam konflik di Suriah sejak PBB pada akhir tahun 2011 menghentikan kompilasi angka-angka seperti itu.
Namun, Observatorium memperkirakan lebih dari 16.500 orang telah tewas sejak pemberontakan meletus pada pertengahan Maret tahun lalu.