REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Penyelenggaraan Piala Asia (AFC) U-22 di Ibukota Riau, Pekanbaru, mengungkap fakta adanya kekurangan jumlah kursi di Stadion Utama Riau. Kapasitas kursi yang semula dikabarkan mencapai 43 ribu ditemukan telah dikorting jadi 40.700 kursi.
"Kekurangan kursi ini sama halnya menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung," kata pakar konstruksi Universitas Islam Riau (UIR) Prof Sugeng Wiyono di Pekanbaru, Jumat (6/7).
Sebelumnya diakui staf konsorsium (KSO) proyek Stadion Utama Riau, Ardi, bahwa awalnya konstruksi bangunan Stadion Utama Riau berkapasitas lebih dari 43 ribu kursi.
Namun saat ini kata dia, terjadi perombakan konstruksi khususnya pada volume jumlah kursi menjadi sekitar 40.700 kursi.
Tadinya, demikian Ardi, jenis kursi untuk kelas ekonomi di Stadion Utama Riau hanya beralaskan beton dengan batasan penggaris.
"Karena ada permintaan, maka seluruhnya dirombak kembali yakni dengan pemasangan kursi di setiap tribun kelas II dan III secara menyeluruh, sehingga kapasitasnya berkurang menjadi sekitar 40.700 kursi," katanya.
Sebelumnya kekurangan kursi di Stadion Utama yang sebelumnya sempat digembar-gemborkan sebagai stadion termegah di Indonesia itu juga terungkap dari penjualan tiket untuk pertandingan Timnas Indonesia menjamu Tim Australia pada Kamis (5/7) malam lalu.
Dimana koordinator penjualan tiket pertandingan Piala Asia U-22, Faisal, menjelaskan, pihaknya hanya dibenarkan untuk menjual tiket sebanyak 36.500 kursi atau sekitar 90 persen dari jumlah keseluruhan yang hanya 40.700 kursi.
Sebanyak 36.500 tiket tersebut yakni untuk tribun VIP bagian barat 3.500 tiket, VIP timur 2.000 tiket, kelas I ada 1.000 tiket, kelas II 5.000 tiket, dan kategori III atau ekonomi ada sebanyak 25 ribu tiket.