Sabtu 07 Jul 2012 10:05 WIB

Inayah Wahid: Om Moeslim Setia pada Bapak

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Moeslim Abdurrahman
Foto: Antara (persaudaraanhmi.com)
Moeslim Abdurrahman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tokoh Muhammadiyah Moeslim Abdurrahman kemarin (6/7) telah berpulang ke Rahmatullah pada pukul 20.00 WIB. Almarhum wafat di RSCM karena sakit jantung setelah menjalani perawatan intensif sejak Rabu (4/7) 2012.

Doktor Antropologi jebolan University of Illinois, USA ini meninggal pada usia 64 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka yang teramat mendalam. Tak hanya keluarga, para kerabat dekatpun merasakan hal yang sama. Seperti yang dirasakan oleh putri mendiang Gus Dur, Inayah Wahid.

"Amat sedih ditinggalkan oleh tokoh yang patut disebut panutan bangsa Indonesia ini," ucapnya pada Republika Jumat (6/7) malam.

Inayah mengaku ayahnya semasa hidup amat dekat dengan sosok Moeslim. Ia mengenal Moeslim sejak balita.

Dimata Inayah, Moeslim adalah pribadi yang kerap kritis terhadap sesuatu. Namun menurut Inayah, cara almarhum dalam menyampaikan kritik selalu dengan guyonan cerdas nan menyindir. "Itu ciri khasnya, apa lagi bila mengkritik pemerintah," ujarnya.

Inayah menuturkan, semasa hidupnya, Moeslim adalah orang yang amat Gusdurian. Menurutnya, disaat Gus Dur ditinggalkan oleh orang-orang kepercayaan, Moeslim yang bukan berasal dari NU justru tak pernah berpaling.

"Om Moeslim adalah orang yang sangat setia pada bapak," ucapnya lirih. Ia berkata, terlepas dari ayahnya menjabat atau tidak, Moeslim dinilainya selalu ada di samping Gus Dur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement