REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Televisi nasional Iran terpaksa membatalkan poling terkait program nuklir dan rencana penutupan Selat Hormuz oleh pemerintah setempat. Poling itu terpaksa dibatalkan menyusul banyaknya warga yang menentang dua kebijakan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Sebelumnya, radio nasional Iran, IRIB menggelar poling tentang kemungkinan ditangguhkannya operasi pengayaan uranium yang dapat berlanjut dengan penghentian sepenuhnya seluruh program nuklir Iran. Wacana ini digulirkan sebagai upaya menghentikan sanksi ekonomi dunia terhadap negara Islam itu.
Alih-alih mendapat dukungan, poling tersebut berakhir pahit bagi Teheran. Sekitar 63 persen responden menyatakan dukungan terhadap wacana penangguhan itu dengan harapan pencabutan sanksi internasional sebagai tebusan.
Dukungan serupa juga terjadi dalam poling terkait kemungkinan penutupan Selat Hormuz sebagai balasan Teheran terhadap embargo Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di luar dugaan, 89 persen responden melawan rencana penutupan selat yang sangat vital bagi perdagangan minyak dunia itu.