Ahad 08 Jul 2012 15:56 WIB

Sudan-Sudan Selatan Sepakat Akhiri Permusuhan

Sudan dan Sudan selatan
Sudan dan Sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- "Kami sepakat pada komitmen tegas kedua pihak untuk tidak menggunakan senjata dalam menyelesaikan sengketa dan pertikaian mereka dan berjanjii akan menghentikan permusuhan," kata Menteri Pertahanan Sudan, Muhammad Hussein, kemarin, seperti dilansir AFP.

Dia mengatakan, kedua pihak juga sepakat untuk memperkokoh dan meningkatkan keinginan politik yang pernah ada antara dua negara. Kedua negara memulai kembali perundingan perdamaian yang diprakarsai Uni Afrika di Addis Ababa Kamis setelah terhenti pekan lalu tanpa tercapai satu perjanjian.

Perundingan-perundingan itu diharapkan akan dilakukan 11 Juli, setelah perayaan kemerdekaan Sudan Selatan. Tidak ada persetujuan mengenai zona penyangga yang demiliterisasi di sepanjang perbatasan dalam perundingan putaran terbaru, tetapi Hussei menegaskan "pemulihan hubungan" adalah prioritas sekarang bagi kedua negara.

"Demarkasi (zona perbatasan yang aman) bukan hanya satu tujuan, yang kami usaha lakukan adalah pemulihan hubungan antara dua negara," katanya.

Ketua perunding Sudan Selatan, Pagan Amum, mengatakan ia gembira dengan 'semangat baru' dalam perundingan putaran terbaru dan mengatakan negaranya berjanji akan memperbaiki hubungan dengan Khartoum (ibu kota Sudan). "Kami akan membicarakan semua masalah, keamanan, ekonomi yang termasuk perdagangan dan minyak, dan kami memiliki komitmen kami masing-masing untuk menyelesaikan sengketa perbatasan," kata Amum.

Ia mengatakan daerah Abyei yang disengketakan juga akan dibahas dan kedua pihak sepakat mewujudkan satu perbatasan terbuka untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. Ketua penengah Thabo Mbeki, mantan presiden Afrika Selatan memuji sikap kedua pihak atas komitmen mereka bagi perdamaian.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement