REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Putusan Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) yang memperbolehkan jilbab dalam setiap pertandingan sepak bola dipuji pesepakbola Muslimah Australia. Menurut mereka, langkah itu merupakan bentuk penghormatan terhadap keyakinan pesepakbola muslim.
Pemain UNSW Lions, Asmaah Helal, mengatakan, butuh perjuangan guna menjadi pesepakbola. "Tidak mudah bagiku menjadi pesepakbola. Jadi, putusan itu bakal memberikan implikasi positif," sebut muslimah 25 tahun itu seperti dikutip onislam.net, Senin (9/7).
Asmaah mengaku tak sabar untuk bersaing dalam kompetisi tingkat internasional. Awalnya, ia merasa sedih ketika aturan menahan keinginan muslimah ambil bagian dari olahraga paling popular sejat raya itu.
"Aku dan rekan-rekan yang lain sangat antusias bermain sepakbola. Ketika antusiasme terhalang aturan, kami merasa ada yang salah dengan sepakbola," ucapnya.
Mantan Wakil Presiden Konfederasi Sepabola Asia (AFC), Moya Dodd percaya putusan mencabut larangan jilbab akan memicu peningkatan jumlah muslimah yang terlibat dalam sepakbola. "Hanya masalah waktu saja," prediksinya.
IFAB akhirnya memutuskan mencabut larangan yang berlaku sejak 2007. Pencabutan larangan itu memungkinkan pesepakbola muslimah mengenakan jilbab dan seragam khusus dalam pertandingan.