Rabu 11 Jul 2012 23:34 WIB

Masjid Badshahi, Warisan Peradaban Islam di Pakistan (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Badshahi Lahore, Pakistan.
Foto: timesofpakistan.pk
Masjid Badshahi Lahore, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada masa Pemerintahan Maharaja Ranjit Singh, penguasa Sikh di Punjab, bangunan Masjid Badshahi mengalami kerusakan dan alih fungsi.

Keempat kubah di atas empat menara masjid tersebut oleh orang-orang Sikh dihancurkan dan digunakan sebagai tempat untuk meluncurkan meriam.

Sementara, bangunan masjidnya dijadikan sebagai tempat untuk menaruh kuda-kuda pasukan Ranjit Singh dan juga digunakan sebagai gudang penyimpanan mesiu dan persenjataan.

Ketika Inggris menguasai India, mereka menggunakan Masjid Badshahi dan Benteng Lahore sebagai pangkalan militer.

Kebencian kolonial Inggris terhadap Muslim India juga mendorong mereka untuk menghancurkan sebagian besar dinding masjid sehingga umat Islam tidak bisa menggunakan bangunan masjid ini sebagai 'benteng' anti Inggris.

Namun, dalam perkembangan berikutnya pemerintah kolonial Inggris menyerahkan bangunan Masjid Badshahi kepada masyarakat Muslim Lahore. Pihak otoritas Masjid Badshahi kemudian mengembalikan fungsi bangunan masjid tersebut sebagai tempat ibadah umat Islam.

Sejak 1852, pihak otoritas Masjid Badshahi melakukan perbaikan secara bertahap terhadap sejumlah kerusakan yang terdapat pada bangunan masjid. Perbaikan secara menyeluruh untuk mengembalikan kondisi masjid ke bentuk aslinya baru dilakukan pada 1939 hingga 1960.

Untuk keperluan perbaikan ini, otoritas Masjid Badshahi menyiapkan cetak biru (blue print) yang dibuat oleh arsitek Nawab Zen Yar Jang Bahadur. Pengerjaan perbaikan tersebut menelan biaya sekitar 4,8 juta rupee.

 

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam kedua yang berlangsung di Lahore pada 22 Februari 1974, Masjid Badshahi menjadi tempat diselenggarakannya shalat Jumat bagi 39 kepala negara peserta KTT Islam. Mawlana Abdul Abdul Qadir Azad, imam Masjid Badshahi, ditunjuk sebagai khatib shalat Jumat.

Pada 2000, kembali dilakukan renovasi terhadap bangunan Masjid Badshahi. Perbaikan kali ini untuk mengganti potongan keramik pada bagian utama kubah. Pada 2008 lalu, kembali dilakukan pekerjaan penggantian ubin pada bagian halaman masjid dengan menggunakan material batu merah yang diimpor langsung dari sumber aslinya di Rajasthan, India.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement