REPUBLIKA.CO.ID, TEHHERAN Musuh Iran, takut terhadap keberadaan Islamic Awakening (Kebangkitan Islam)--istilah yang dipilih Iran untuk menyebut gerakan revolusi di negara Timur Tengah,di mana Barat menyukai sebutan Arab Spring. Pendapat Itu disampaikan oleh Sekretaris Jendral Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Saeed Jalili. "Bukan takut terhadap pengembangan senjata nuklir,"ujarnya, seperti dikutip Iran Daily, Rabu (11/7).
Apa yang terjadi di Tunisia, ujarnya, telah memicu kesadaran gerakan Islam di Timur Tengah yang menjalar pula ke Afrika untuk menggulingkan rezim tiran. Ia menambahkan, momen ini adalah peluang berharga untuk menguatkan gambaran jelas pemikiran Islam sesungguhnya demi mencapai tujuan panjang, termasuk kemerdekaan Palestina dan memulihkan kembali kehormatan Baitul Muqqodas (Yerusalem).
Sejak revolusi bergaung di Timur Tengah dan Afrika, Iran mendirikan Asosiasi Kebangkitan Islam yang diketuai oleh mantan menteri luar negeri, Ali Akbar Velayati. Salah satu tujuannya ialah mempublikasikan dan menyebarkan berita mengenai gerakan Islang yang juga bisa diakses di situs resmi mereka, islamic-awakening.ir.
Petinggi Dewan Keamanan Tertinggi itu juga menekankan pentingnya persatuan umat Islam dan menggunakan seluruh potensi dan kemampuan mereka. "Hanya dengan persatuan umat, Dunia Islam dapat efektif berjuang melawan skema yang diplot oleh kekuatan hegemoni dunia," ujarnya.