REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para calon perwira remaja tidak menjadi generasi "video games" yang asik dengan diri sendiri tanpa kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
"Jangan kalian menjadi generasi video games," kata Yudhoyono saat memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu malam.
Presiden menggunakan istilah generasi "video games" tidak hanya merujuk pada kecenderungan anak muda untuk bermain dengan dunia virtual, melainkan juga merujuk pada perilaku pemuda pada umumnya yang cenderung antisosial.
Menurut Yudhoyono, generasi "video games" pada umumnya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berbahaya bila terjadi di kalangan perwira.
Seorang perwira dituntut untuk selalu waspada dengan kenyataan sosial. Hal itu diperlukan untuk membangun kesadaran dan kebersamaan.
Namun demikian, katanya, hal itu tidak berarti seorang perwira harus mengabaikan kemajuan teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi tetap harus dikuasai untuk menjawab tantangan masa depan.
"Teknologi penting, informasi penting, tapi yang memenangkan pertempuran adalah mentalitas," kata Yudhoyono.
Pada pembekalan tersebut, Yudhoyono juga meminta para calon perwira untuk menjaga idealisme, berbuat yg terbaik dalam tugas, membangun keunggulan dan daya saing, menjaga etika profesional.
Kemudian bermental tangguh, percaya diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Presiden berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.
Pada Kamis pagi, Yudhoyono akan melantik mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda).