REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Suriah mengatakan, keberhasilan rencana perdamaian yang diusung utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan tergantung satu hal. Yakni pemotongan aliran senjata ke Suriah untuk pasukan oposisi bersenjata.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al Jaafari mengatakan pada badan dunia, bahwa keberhasilan rencana Annan sangat tergantung pada penghentian pendanaan dan persenjataan kelompok oposisi di Suriah.
Ia juga menekankan perlunya kehadiran, sebuah komitmen internasional dan politik jujur dalam mengimplementasikan enam rencana Annan.
Jaafari mengegaskan kembali komitmen penuh pemerintah Suriah terhadap enam rencana Annan. Namun ia menegaskan, kekerasan harus dihentikan terlebih dahulu agar rencana dapat terlaksana.
Ia juga memperingatkan berbagai upaya untuk menggagalkan usulan Annan untuk perdamaian Suriah. Jaafari bahkan mengkritik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya Eropa serta Arab, yang mencari-cari cara untuk menjatuhkan sanksi internasional terhadap Damaskus.
Menurutnya tindakan tersebut tak akan membantu pemulihan ketegangan di Suriah.
Ia mengatakan, Damaskus telah menawarkan pada Dewan Keamanan dan organisasi internasional mengenai 141 surat dokumen yang menyatakan kehadiran teroris di Suriah. Diantaranya teroris dari Libya, Tunisia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, dan beberapa negara Arab lain.
Lebih lanjut ia meminta dewan untuk menangani masalah ini. Serta bertanggung jawab sebagai bagian dari memerangi terorisme.
Seperti diketahui sebelumnya, Suriah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011 lalu. Pemerintah Suriah mengatakan, penjahat, sabotase, dan teroris bersenjata ada dibalik kerusuhan yang terjadi di sana. Sementara pihak oposisi menuduh, aparat keamanan berada di balik pembunuhan yang terjadi di Suriah