REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Puluhan aktivis Hak Perempuan Afganistan turun ke jalan pada Rabu (11/7) lalu. Mereka memerotes eksekusi yang dilakukan kelompok Taliban terhadap seorang perempuan di depan publik.
Dalam sebuah video digambarkan, korban yang berusia 22 tahun itu ditembak mati karena diduga melakukan perzinahan. Tak lama setelah ia tersungkur, puluhan warga yang menyaksikannya bersorak.
Eksekusi yang dilakukan oleh kelompok gerilyawan Taliban tersebut menyebabkan kemarahan global. Para pemimpin dunia mengecam aksi keji tersebut.
"Kami ingin keadilan," teriak para pengunjuk rasa yang didominasi wanita di depan markas PBB di Kabul.
Menurut para pengunjuk rasa, eksekusi terhadap wanita di depan umum yang dilakukan Taliban adalah kejahatan. Menurut mereka, pemerintah semestinya melakukan berbagai cara untuk membawa para pelaku ke pengadilan.
Presiden Hamid Karzai mengutuk pembunuhan tersebut sebagai tindakan yang tak islami. Pasukan keamanan telah melakukan pencarian terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.
Komandan NATO di Afganistan, Jenderal John Allen menawarkan membantu pasukan keamanan lokal melacak pelaku penembakan. Ia mengatakan tindakan eksekusi tersebut sebagai kekejaman.
Eksekusi merupakan tindakan yang umum dilakukan oleh kelompok Taliban, sejak mereka berkuasa mulai 1996 hingga 2001.