REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keong Racun tidak hanya dijadikan inspirasi menjadi sebuah lagu. Kini, siswa SMK Negeri Pertanian Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menemukan inovasi baru membuat pupuk organik berbahan dasar keong racun pertama di Indonesia.
"Ini merupakan inovasi dari siswa yang mengembangkan agribisnis pertanian, dengan membuat pupuk cair organik yang bahan bakunya dari keong racun yang selama ini menjadi hama bagi dunia pertanian," kata Ketua Jurusan Agronomi, Awan Sudianto kepada wartawan, Kamis.
Kelebihan dari pupuk cair organik ini, masa pertumbuhan tanaman dan buah akan lebih cepat dibandingkan dengan pupuk kimia lainnya serta bisa menghidupkan organisme tanah yang sudah mati sehingga tanah kembali subur.
Menurut Awan, pembuatan pupuk ini tidak sulit karena hanya membutuhkan waktu dua minggu agar permentasi keong racun yang dicampur dengan molase effectif micro organisme bamboo mengeluarkan cairan yang kemudian cairan tersebut disaring. Pengembangan pembuatan pupuk cair organik dari keong racun ini sudah berjalan satu tahun.
"Sudah ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perguruan tinggi yang tertarik dengan produksi siswa kami ini dan saat ini mereka tengah melakukan pengujian khasiat dari pupuk ini," tambahnya.
Selain itu, kelebihan dari pupuk ini adalah tidak ada efek buruk kepada tumbuhan dan petani karena tidak mencampurnya dengan bahan kimia, dan tidak akan tumbuh hama. Namun, saat ini masih ada kendala dalam promosi langsung ke petani, karena kebiasaan petani yang masih senang menggunakan pupuk kimia.
"Kami berusaha menciptakan metode pertanian yang ramah lingkungan salah satunya dengan membuat pupuk dari keong racun ini, selain itu harga yang ditawarkan cukup murah yakni Rp 20 ribu per dua liter. Ini merupakan hasil karya anak didik kami yang bisa bersaing dengan karya para mahasiswa di bidang pertanian," kata Awan.
Sementara, siswa kelas XII Jurusan Agronomi SMKN Pertanian, Muhamad Ramli mengatakan, cara penggunaan pupuk cair ini yakni dengan mencampur satu liter pupuk dengan 10 liter air untuk lahan satu hektare kemudian disemprotkan kepada tanah agar organisme penyubur tanah tumbuh.
"Penggunaan yang tepat pupuk ini yakni pada saat fase generatif atau fase pembungaan dan penggunaannya tidak perlu rutin hanya satu minggu sekali. Kelebihan lain dari pupuk ini, bisa mengembalikan kesuburan tanah dan tidak akan membunuh organisme penyubur tanah," demikian Ramli.