REPUBLIKA.CO.ID, Tidak banyak orang mengenal nama Zunairah. Shahabiyyah yang satu ini datang dari kalangan hamba sahaya. Kulitnya hitam. Sebagai budak, ia bebas diperjualbelikan kapan pun oleh majikannya.
Namun di balik penderitaan, Zunairah adalah sosok yang sangat kuat akan keimanannya. Dia siap mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya agama Allah, Islam.
Ketika memeluk Islam, status Zunairah sebagai budak Abu Jahal. Makanya, dia sembunyi-sembunyi mengikuti dakwah, dan melaksanakan ajaran Rasulullah SAW.
Bisa dibayangkan, bagaimana murkanya Abu Jahal jika mengetahui salah satu budak peliharaannya malah mengikuti ajaran musuhnya (Nabi Muhammad).
Namun, serapat-rapatnya menutup rahasia, akhirnya ketahuan juga. Rupanya anak buah Abu Jahal mengetahui kemualafan Zunairah, lalu melaporkan kepada pemimpinnya.
Benar saja tokoh musyrik itu sangat marah. Dia memerintahkan anak buahnya segera menghadirkan Zunairah. Ketika Zunairah menghadap, tanpa basa-basi Abu Jahal menamparnya. “Benarkah kamu sudah masuk Islam?” teriak Abu Jahal.
Zunairah diam saja. Abu Jahal mengulangi lagi pertanyaannya. Dengan tenang dan mantap dia menjawab, “Benar! Saya hanya percaya pada seruan yang disampaikan Nabi Muhammad, karena itu saya mengikuti ajarannya.”
Sudah bisa diduga, jawaban Zunairah mengundang amarah Abu Jahal. Tidak hanya caki maki, tangannya yang besar kembali dilayangkan ke wajah Zunairah. Abu Jahal juga menendang budaknya hingga tersungkur ke tanah.
Zunairah disiksa dengan keji. Perempuan lemah ini menahan rasa sakit, namun tetap tegar. Baginya penyiksaan demi penyiksaan belum seberapa dibandingkan perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat selama menjunjung agama Allah.