REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- UEFA memastikan dalam penyelenggaraan Piala Eropa 2012 beberapa pekan silam bebas dari penggunaan doping dan obat-obatan terlarang. Hasil tersebut diumumkan, sekaligus memantapkan diri UEFA sebagai organisasi sepak bola yang berhasil menyelenggarakan pertandingan olahraga tanpa doping.
Seperti yang dilansir dalam halaman UEFA, pihak penyelenggara telah melakukan antisipasi penggunaan doping maupun zat-zat narkotika dari dan sebelum pertandingan Piala Eropa 2012 dengan mengambil sampel darah.
Semua sampel darah tersebut kemudian dikumpulkan UEFA sebagai bentuk kontrol para pemain yang disinyalir terdapat potensi doping dalam tubuh. Semua tes dilakukan oleh tim petugas pengawasan doping berpengalaman (DCOs) UEFA, dokter medis yang diwakili berbagai negara seperti Jerman, Perancis, Slovakia dan Yugoslavia Republik Makedonia.
Analisis sampel dilakukan di Badan Anti-Doping Dunia (WADA), laboratorium terakreditasi di Warsawa, menurut sebuah analisis yang dilakukan oleh para ahli dari kalangan Eropa. Sistem deteksi anti-doping laboratorium UEFA termasuk screening terhadap zat-zat seperti EPO dan hormon pertumbuhan manusia.
Michel D'Hooghe, ketua Medis Komite UEFA, sesumbar mengungkapkan, program keberhasilan yang dilakukan UEFA bisa dikatakan sesuatu yang patut dibanggakan.
"Sekali lagi UEFA telah menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelopor anti-doping di gelar pertandingan sepak bola,” ungkapnya.
D’Hooghe menambahkan, keberhasilan program ini juga tidak lepas dari komitmen pemain yang tergabung dalam kepesertaan Piala Eropa 2012. Ia juga memberikan apresiasi yang besar kepada semua staf tim medis yang komitmen atas penandatanganan piagam anti-doping yang dilakukan sebelum turnamen digelar.
“Terbukti semuanya kooperatif hingga sampai saat ini,” tegasnya.