Sabtu 14 Jul 2012 01:07 WIB

Waduh, Ini Dia yang Bikin Bisnis Koran Kembang Kempis

Aksi membaca koran massal berlangsung dalam acara Jalan Sehat Republika.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Aksi membaca koran massal berlangsung dalam acara Jalan Sehat Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU---Bisnis surat kabar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, dihadapkan pada mahalnya harga kertas sehingga ikut mempengaruhi halaman berita di hampir setiap media di daerah itu.

"Ini saya kira perlu diagendakan dalam rapat kerja Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) di Pekanbaru," kata Pemimpin Perusahaan PT Media Alkhairaat Ruslan Taher Sangadji.

Dia mengatakan Rapat Kerja SPS yang akan dilaksanakan tiga hari di Pekanbaru yang akan dibuka Jumat malam tersebut setidaknya bisa memberikan jalan keluar atas mahalnya harga kertas di Indonesia.

Ruslan Taher mengatakan, akibat mahalnya harga kertas tersebut sehingga halaman surat kabar sulit ditambah karena akan mempengaruhi harga pokok produksi. "Jangan heran kalau ada surat kabar lebih banyak halaman iklannya dari pada halaman beritanya," kata Ruslan.

Dia mengatakan jika harga kertas tidak bisa ditekan, praktis akan terus mempengaruhi penerbitan di daerah. Harga surat kabar juga kian mahal. Dalam kondisi seperti itu, kata Ruslan, ruang berita bagi masyarakat juga semakin mengecil. "Media di satu sisi industri harus dihidupkan sehingga bisa tetap hidup dan mensejahterakan karyawannya," kata Ruslan.

Di Sulawesi Tengah harga surat kabar eceran jauh lebih mahal dibanding daerah lainnya di Indonesia. Kondisi ini salah satunya akibat dari mahalnya ongkos produksi.

Sementara itu Dewan Manajemen PT. Media Suara Rakyat (Harian Mercusuar) Moechtar Mahyuddin mengatakan mahalnya bahan baku penerbitan juga dipengaruhi oleh distribusi dari ke pulau Jawa ke Sulawesi.

"Di Indonesia timur tidak ada pabrik kertas. Kita di Sulawesi Tengah ini masih mending karena berada di tengah-tengah. Bagaimana dengan industri media di Indonesia timur sana. Tentu lebih sulit lagi," katanya.

Selain itu, bisnis media juga dipengaruhi oleh teknis mesin dimana di daerah ini kesulitan teknisi mesin cetak. "Sehingga kalau mesin rusak kita harus mendatangkan teknisi dari Jawa," kata Moechtar.

Moechtar mengatakan, serikat pekerja setidaknya bisa memberikan jalan keluar atas mahalnya ongkos produksi bisnis media saat ini.

Di Kota Palu terdapat sejumlah media yang terbit secara rutin yakni Media Alkhairaat, Mercusuar, Radar Sulteng, Palu Ekspres, Nuansa Pos, Info Baru dan Petir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement