REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI, NIGERIA -- Gerakan penghancuran masjid dan penindasan atas muslim di Nigeria kembali terjadi. Kali ini, sebuah serangan bom bunuh diri menewaskan lima orang di masjid pusat Maiduguri, Nigeria timurlaut, Jumat.
"Lima orang tewas dan enam lain cedera dalam serangan bom bunuh diri di masjid pusat Maiduguri," kata juru bicara militer Sagir Musa kepada wartawan.
Kasus penghancuran masjid di Nigeria bukanlah perkara baru. Dewan Muslim Nigeria (MPAC) menyatakan belakangan terjadi kasus pembongkaran masjid . Kondisi itu sekaligus menggambarkan peningkatan gerakan penindasan terhadap Muslim.
"Pelanggaran terhadap kebebasan beragama telah dilakukan secara terbuka," ungkap Kordinator MPAC, Disu Kamor.
Imam Ansar ud Deen Islam Nigeria, Imam Abdurahman Ahmad memuji usaha yang dilakukan mahasiswa Muslim terhadap usaha untuk mempertahankan masjid. Mereka sadar tidak mudah melakukan hal itu.
"Mahasiswa Muslim telah menunjukan kepada masyarakat bahwa mereka adalah orang-orang yang beradab dan jauh dari kekerasan," kata dia.
Nigeria, merupakan satu-satunya negara yang membagi wilayahnya berdasarkan agama. Di utara, dihuni penduduk yang mayoritas Muslim. Sedangkan selatan, berpenduduk masyoritas Kristen. Muslim dan Kristen menyumbang 95 persen dari 140 juta jiwa.
Sayang, keharmonisan yang sudah terjalin bertahun-tahun ternoda dengan ketegangan etnis dan agama. Faktor ekonomi menjadi sumber konflik.