Sabtu 14 Jul 2012 12:29 WIB

Gunakan Jarum Suntik Berulangkali, Dokter Gigi Ini Bahayakan Ribuan Orang

Red: Heri Ruslan
Heroin dan alat suntiknya
Foto: Blogspot
Heroin dan alat suntiknya

REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Seorang dokter gigi di Colorado, Amerika Serikat diketahui menggunakan-ulang alat semprot dan jarum suntik di tempat praktiknya.

Akibat ulahnya itu, tempat praktiknya ditutup. Perbuatan sang dokter gigi itu berpotensi membuat ribuan pasien terancam tertular HIV dan hepatitis, demikian peringatan para pejabat kesehatan, Jumat (13/7).

Departemen Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat Colorado mengirim surat kepada 8.000 pasien dokter gigi Stephen Stein, dan mendesak mereka melakukan pemeriksaan kesehatan setelah mengetahui "praktek injeksi tak aman" di dua klinik daerah Denver milik Stein antara September 1999 dan Juni 2011.

Para penyelidik mendapati Stein menggunakan kembali jarum suntik dan semprotan untuk bagian dalam mulut beberapa pasien saat ia melakukan praktek di klinik gigi dan operasi mulut. Tindakan tersebut melanggar protokol medis standar, kata Departemen Kesehatan tersebut di dalam satu pernyataan.

"Praktek ini telah terbukti menularkan infeksi," kata pernyataan itu sebagaimana dikutip Reuters.

Ditambahkannya, belum ada konfirmasi adanya orang yang terserang infeksi virus dari klinik Stein.

Di dalam surat yang dikirim kepada mantan pasien Stein, Departemen Kesehatan tersebut mendesak mereka melakukan pemeriksaan HIV, hepatitis B dan hepatitis C, kata Jan Stapleman, Wanita Juru Bicara Departemen tersebut.

Catatan Stein tidak lengkap, jadi tampaknya mungkin lebih banyak orang yang terpajan dibandingkan yang sudah diidentifikasi, katanya.

Satu saluran langsung yang disiapkan agar pasien Stein bisa menghubungi "sangat sibuk" sepanjang Jumat, kata Stapleman.

Pengacara Stein, Victoria Lovato, mengatakan kliennya "bekerja sama dengan penyelidik negara bagian".

Pihak berwenang menyatakan setiap pasien yang menjalani setiap jenis penyuntikan di kedua klinik tersebut, termasuk pemberian obat bius, mungkin menghadapi risiko.

Mereka memperingatkan jika ada pasien Stein yang diperiksa positif terserang virus, tak mungkin untuk memastikan bagaimana mereka terserang penyakit itu.

Sampai penyelidikan dituntaskan, alasan bagi pembekuan praktek Stein saat ini rahasia, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement