REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Sekitar 11.371 hektare dari 52.183 hektare luas lahan panen di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kini beralih fungsi. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Pekalongan, Sumarmo, mengatakan, peralihan fungsi itu terjadi, karena sejumlah faktor.
"Penurunan luas lahan panen ini disebabkan oleh kekeringan, serangan organisme pengganggu tanaman yang eksplosif, dan sebagian lahan dialihfungsikan menjadi pertokoan," kata Sumarmo di Pekalongan, Sabtu (14/7).
Ia mengatakan bahwa pengalihan fungsi lahan pertanian untuk bidang yang lain masih bisa ditoleransi karena luas lahan sawah di daerah setempat masih jauh dari ambang batas yang diatur pada Undang-Undang Nomor 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan.
"Aturan kawasan pertanian berkelanjutan masih terjaga, berkurangnya produksi karena pengalihfungsian lahan hanya menjadi salah satu faktor saja, masih ada faktor lain, seperti serangan hama," katanya.
Menurut dia, selain berkurangnya lahan panen ini mengakibatkan produksi beberapa komoditas utama pertanian, seperti padi semula mampu mencapai 271.369 ton turun menjadi 213.120 ton; jagung, semula 18.734 ton turun 13.038 ton; dan ketela pohon semula 16.789 ton turun 15.274 ton.
Selain itu, kacang tanah semula 447 ton turun menjadi 415 ton; ketela rambat semula 1.941 ton turun menjadi 1.661 ton; dan kedelai 162 ton turun 74 ton.