Sabtu 14 Jul 2012 19:42 WIB

Grande Mosque de Paris, Inspirasi dari Al-Hambra (1)

Rep: Nidia Zuraya/Rosyid Nurul Hakim / Red: Chairul Akhmad
Grande Mosque de Paris atau Masjid Raya Paris, Prancis.
Foto: frogcitycheese.com
Grande Mosque de Paris atau Masjid Raya Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, Grande Mosque de Paris atau Masjid Raya Paris adalah masjid pertama yang dibangun di Prancis dan merupakan masjid terbesar di negara Eropa Barat tersebut.

Masjid ini didirikan setelah berakhirnya Perang Dunia I sebagai tanda terima kasih Prancis kepada komunitas Muslim di sana yang ikut melawan pasukan Jerman dalam sebuah pertempuran yang berlangsung di daerah perbukitan utara Kota Verdun-sur-Meuse di wilayah bagian utara-timur Prancis pada 1916. Dalam peperangan tersebut, sekitar 100 ribu tentara Muslim tewas.

Seluruh pendanaan masjid yang dibangun di lokasi bekas Rumah Sakit Mercy ini disediakan oleh Pemerintah Prancis. Peletakan batu pertama dilakukan pada 1922.

Pada 15 Juli 1926, bangunan Grande Mosque de Paris diresmikan secara simbolis oleh Presiden Prancis saat itu, Gaston Doumergue.

Ahmad Al-Alawi (1869-1934), seorang tokoh sufi berdarah Aljazair, ditunjuk sebagai imam shalat pertama sebagai pertanda diresmikannya masjid baru di Kota Paris di hadapan Presiden Doumergue.

Dibangun di atas lahan seluas satu hektare di daerah komunitas Latin (distrik kelima di Paris), Masjid Raya Paris memperlihatkan keagungan sebuah bangunan Islam yang ditunjukkan lewat desain arsitektur dan mozaik-mozaiknya.

Masjid itu memperlihatkan aspek klasik dan perkembangan peradaban seni Islam serta bentuk ajaran yang sangat toleran dan jelas dari agama dan budaya Islam.

Inspirasi Al-Hambra

Bangunan Grande Mosque de Paris terinspirasi oleh Masjid Al-Hambra di Spanyol. Karena itu, jika menilik lebih jauh setiap detail bangunannya, sarat dengan gaya arsitektur Al-Hambra yang banyak mengadopsi arsitektur bangsa Moor.

Untuk mempertegas gaya Moor, Pemerintah Prancis memerintahkan sejumlah seniman asal Afrika Utara untuk mendesain Grande Mosque de Paris. Komunitas Muslim yang bermukim di Kota Paris pada masa itu merupakan para imigran asal Afrika Utara.

Masjid dengan gaya Spanyol-Maroko itu memiliki menara setinggi 33 meter. Dari atas menara inilah, suara azan berkumandang memanggil orang-orang untuk menunaikan shalat lima waktu. Suaranya membahana di keempat penjuru langit Prancis.

Menara yang berbentuk segi empat dan dilapisi keramik hijau toska ini mengadopsi kaidah Mazhab Maliki. Pada keramik-keramik tersebut, dapat dilihat kerumitan tatanan dinding yang berwarna abu-abu.

Di dalam bangunan menara, terdapat sebuah tangga menuju bagian puncak menara. Dari kejauhan, bentuk menara ini mirip dengan menara Masjid Hassan II di Casablanca, Maroko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement