REPUBLIKA.CO.ID, Pintu masuk utama ke patio mengingatkan kita pada karya seni Maroko. Hiasan dari batu berukiran memperlihatkan corak kaligrafi yang banyak digunakan sebagai tulisan pada abad ke-13.
Bagian atap pintu terbuat dari kayu pohon cedar yang diukir oleh seniman Maroko. Daun pintunya terbuat dari kayu pohon walnut yang sama persis seperti bangunan-bangunan pertama berarsitektur Islam abad ke-14.
Di bagian dalam patio ini, terdapat sebuah selasar yang mengelilingi sebuah taman yang kerindangan pepohonannya mampu mengajak pengunjung untuk bermeditasi.
Sebuah air mancur dan vas marmer raksasa dengan keran untuk berwudhu terdapat di bagian dalam ini. Pengunjung juga akan melewati beberapa tangga marmer, dekorasi tembok, dan lukisan sederhana yang terlihat kontras dengan arsitektur Arab klasik.
Pintu yang menghubungkan bagian dalam dengan bagian luar patio ini terbuat dari kayu pohon ek yang dipahat dengan pola mozaik terukir di atasnya.
Potongan-potongan mozaik ini disesuaikan dengan sempurna sehingga menghasilkan perpaduan warna yang memikat (merah marun dan hijau giok), bintang-bintang merah, serta dua dekorasi melintang paralel.
Dekorasi pertama menunjukkan karakter potongan Arab di atas plakat berwarna senja yang didatangkan khusus dari Cina. Plakat tersebut berbentuk lingkaran penuh dan tampak bersinar. Dekorasi ini dipadukan dengan puisi karya seniman Tunisia, Jalaleddine En-Nakache.
Konstruksi Masjid Raya Paris dan keagungan Tuhan-lah yang menginspirasi para donatur dan seniman yang membuat karya tersebut. Tulisan-tulisan yang terdapat pada bagian dinding itu mengelilingi seluruh ruangan. Sementara itu, dekorasi kedua jauh lebih ringan, hanya terdiri atas lukisan-lukisan dinding bercorak kaligrafi Arab, bunga-bunga, dan mozaik-mozaik.
Seniman Maroko
Semua dekorasi tersebut tercipta berkat kerja keras para seniman asal Maroko. Merekalah yang menyelesaikan bingkai dari bahan plesteran, memotong setiap detail potongan mozaik dengan pisau, serta selalu sabar dan teliti dalam menyelesaikan tugasnya. Kita bisa membuktikan ini dari hasil yang mereka tunjukkan.
Pahatan yang ada memperlihatkan bagaimana pandangan dan kepekaan dari seniman-seniman tersebut. Pilihan bahan-bahan dan warna yang dihasilkan mampu menciptakan suatu harmonisasi yang enak untuk dilihat. Pengunjung juga bisa menilai ketelitian mereka dari 7.000 potongan tegel yang terbuat dari batu kapur dan disusun meter per meter membentuk pola mozaik.