REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA - Sekitar 5.000 pegiat Islam Pakistan yang menentang aliansi anti-terorisme dengan Washington mulai berpawai ke perbatasan Sabtu dalam protes atas pembukaan kembali jalur pasokan NATO ke Afghanistan.
Para pengunjuk rasa bergabung dengan konvoi bus, truk dan mobil, banyak di antara mereka membawa bendera hitam-putih bergaris gerakan koalisi Pertahanan Pakistan.
Pakistan membuka kembali jalur pasokan darat konvoi NATO menyeberang ke Afghanistan pada 3 Juli setelah mereka tutup sebagai protes atas serangan udara AS yang menewaskan 24 tentara Pakistan pada November.
"Kami telah memulai pawai ini untuk memprotes pembukaan kembali jalur pasokan NATO. Kami memperingatkan pemerintah untuk keluar dari perang melawan terorisme," kata Ketua Pertahanan Pakistan Maulana Samiul Haq pada saat konvoi berangkat.
"Jika mereka berpikir bahwa perang Amerika Serikat 'hanya melawan Afganistan', mereka salah. Amerika Serikat akan menargetkan semua negara Muslim setelah memperkuat kontrol di Afghanistan," kata Haq.
"Tetapi kita tidak akan memungkinkan mereka untuk melakukan hal ini, kami akan berjuang melawan mereka dan akan menggagalkan rencana mereka." imbuhnya.
Pertahanan Pakistan telah menurunkan sejumlah besar orang pada aksi unjuk rasa di negara itu, yang sebagian memandang sebagai pembentukan satu partai politik untuk mengikuti pemilihan umum berikutnya, yang secara luas diharapkan dalam tahun depan.
Sebelumnya Menlu AS Hillary Clinton dan Menlu Pakistan Hina Rabbani Khar telah memuji pembukaan kembali jalur pasukan itu, dan mengatakan sekutu meredakan ketegangan yang sempat terjadi sebelumnya.