REPUBLIKA.CO.ID, Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim meragukan manfaat puasa bagi kesehatan manusia.
Dalam buku berjudul Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam karya Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir) ditegaskan, puasa sangat berguna bagi kesehatan.
Di antara manfaat tersebut, puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya.
Menurut buku tersebut, curah jantung yang mendistribusikan darah ke seluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan itu memberi kesempatan otot jantung masa istirahat setelah bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan selnya.
Selain itu, masih menurut buku tersebut, puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat karena ketika seseorang berpuasa, lambung dan ususnya beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga asam amoniak, glukosa, dan garam tidak masuk ke usus. Sehingga, sel-sel usus tidak mampu menghasilkan komposisi glikogen, protein, dan kolesterol.
Seorang ahli dari Amerika, Allan Cott, M.D., telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara dalam buku Why Fast, yang membeberkan sejumlah hikmah puasa. Antara lain memunculkan perasaan lebih baik secara fisik dan mental, membersihkan tubuh, menurunkan tekanan darah dan kadar lemak, menjadikan badan sehat dengan sendirinya, menumbuhkan kemampuan mengendalikan diri sendiri, dan memperlambat proses penuaan.
Lebih jauh, dunia ilmiah telah membuktikan bahwa proses detoksifikasi saat puasa, seperti dipaparkan praktisi dan pengkaji kedokteran Nabi, dr. Mohammad Ali Toha Assegaf (2009), dalam 365 Tips Sehat ala Rasulullah. Ia menuliskan, pada kotoran (feces) dan air seni orang yang berpuasa ditemukan racun organophosphat. Bahan racun tersebut disimpan dalam sel-sel adipose (lemak) dalam tubuh yang mengalami pembongkaran dengan cepat saat seseorang berpuasa.