REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Kalimantan, bisa dibilang sudah sangat memprihatinkan. Tapi, Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta memiliki cara tersendiri untuk mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan.
Untuk Pulau Kalimantan yang hutannya kaya dengan pohon berkualitas dan batu bara, pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 1 September 1952 silam itu mewanti-wanti agar jangan sampai berubah nama karena alamnya rusak. "Nanti Kalimantan menjadi mantan kali atau mantan sungai. Kalau hutannya rusak, air habis, sungainya kering kan jadi mantan kali," kata mantan Menteri Lingkungan Hidup ini saat mengisi kuliah tamu di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Ahad (15/7).
Mengenai lingkungan, guru besar Universitas Lambung Mangkurat itu juga menyampaikan program pemerintah untuk memproduksi mobil listrik secara massal. Sesuai rencana yang melibatkan tim ahli dari UI, ITB, ITS, UGM dan UNS, kata Hatta, mobil ramah lingkungan itu akan diproduksi massal pada 2018.
"Tapi di Pekalongan, Jawa Tengah, tenaga Surya digunakan becak. Wah, saya bilang hebat. Ternyata setelah saya tanyakan, tukang becaknya namanya Pak Surya," kelakar Menristek disambut tawa peserta kuliah tersebut.