Senin 16 Jul 2012 10:52 WIB

Jelang Ramadhan, Harga Bahan Pokok Naik tak Wajar

Rep: maspriel aries, aldian wahyu, laeny sulistyowati, rina tri handayani/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bahan pokok diperkirakan bakal naik seiring kenaikan gaji pejabat nera. Selain itu juga dapat memicu laju inflasi yang semakin tinggi
Bahan pokok diperkirakan bakal naik seiring kenaikan gaji pejabat nera. Selain itu juga dapat memicu laju inflasi yang semakin tinggi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan berlangsung secara tak wajar. Pedagang menganggap kenaikan harga seharusnya terjadi sepekan menjelang Ramadhan, namun kenyataannya kenaikan sudah berlangsung sejak akhir Juni lalu. Pemerintah harus turun tangan mengatasi masalah itu.

Rosita (35 tahun), pembeli di Pasar Klender, Jakarta Timur, menilai, kenaikan harga kebutuhan pokok mungkin tidak disebabkan secara alami. Dia menganggap kenaikan harga terjadi karena ulah pihak tertentu yang mengambil keuntungan. Rosita khawatir kenaikan harga itu tak terjadi karena sedikitnya panen atau pasokan, tapi karena penimbunan.

Pedagang warung nasi ini mengatakan, bebannya makin berat akibat adanya kenaikan harga bahan pokok ini. Dia berharap pemerintah melaku kan pengawasan dan pengendalian terhadap naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Untuk itu, pemerintah seharusnya melakukan langkah antisipatif. “Mereka (para spekulan) mengambil keuntungan besar di saat beban hidup masyarakat semakin terasa berat,” ujar Rosita di Pasar Klender.

Berdasarkan pantauan Republika, kenaikan harga di Pasar Klender terjadi pada cabai rawit yang semula Rp 24 ribu per kilogram naik menjadi Rp 28 ribu. Daging ayam boiler semula Rp 27 ribu naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.