REPUBLIKA.CO.ID, Kota Sevilla adalah sebuah kota otonom di daerah Andalusia yang terletak di sebelah selatan Spanyol. Kota ini dikenal menyimpan bukti-bukti kejayaan Islam di abad 8-12.
Bukti-bukti sejarah itu masih kokoh berdiri hingga kini pasca penaklukan oleh Santo Ferdinand pada tahun 1248. Seperti La Giralda, sebuah menara adzan setinggi 97,54 meter peninggalan Kerajaan Almohad di abad ke-12 yang kini berubah fungsi menjadi Gereja Katolik.
Dan juga Istana Alcazar dengan ornamen berbahasa arab termasuk frasa “Wa la ghalib illa Allah" atau (Tiada pemenang kecuali Allah) pada dindingnya.
Saat ini, Spanyol termasuk Sevilla berkembang menjadi negara yang sekuler. Agama Katolik sejak pertengahan abad 13 hingga kini menjadi agama utama. Dan pernikahan antar gay juga dilegalisasi.
Meskipun sisa-sisa entitas Muslim di masa kejayaan Andalusia memang sangat sulit ditemui, namun Islam kembali hadir. Dan jumlah Muslim bertambah banyak lantaran gelombang imigrasi Muslim yang berduyun-duyun datang ke Spanyol. Hal ini membuat Islam menjadi agama terbesar kedua di Spanyol setelah Katolik.
Laman www.migrationeducation.de menyebutkan, di dalam masyarakat kontemporer Spanyol yang paling terlihat dan memiliki komunitas yang eksis adalah Muslim. Berdasarkan perkiraan tidak resmi dari seluruh populasi Muslim di Spanyol mayoritas adalah imigran yang berasal dari Maroko dan Algeria (Aljazair).
Populasi Muslim ini terkonsentrasi di daerah-daerah otonom seperti Madrid, Catalonia dan tentu saja Andalusia. Sementara penambahan jumlah warga Spanyol yang berpindah ke Islam dikatakan juga menjadi salah satu hal yang menyumbang bertambahnya populasi Muslim.
Menurut analisa, ada dua faktor berbeda yang menyebabkan bertambahnya populasi Muslim di Spanyol. Pertama, adanya proses imigrasi yang menjadi tren dan memengaruhi pluralisasi terutama dengan terbentuknya komunitas-komunitas Muslim.
Kedua, pekerja imigran asal Maroko yang semakin banyak membentuk kelompok-kelompok yang menunjukkan jati diri mereka sebagai Muslim. Mereka adalah kelompok pekerja asing dalam konteks perburuhan dan juga membentuk kelompok orang tua dalam konteks pendidikan.
Sementara di sisi lain, pertumbuhan jumlah warga Spanyol yang berpindah ke Islam mulai membentuk kelompok kecil intelektual Muslim. Di mana mereka secara implisit mulai menentang Katolik dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terutama sangat terlihat di Andalusia.