REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Pelatih Timnas Jepang Yoshida memberikan tips untuk anak asuh Pelatih Aji Santoso, Garuda Muda Indonesia agar mampu meraih kemenangan dan sukses di setiap pertandingan, salah satunya adalah semangat yang tinggi.
Menurut Yoshida di Pekanbaru, Senin (16/7), kemenangan timnya di semua pertandingan babak kualifikasi Piala Asia AFC) U-22 Grup E hingga membawa pulang poin sempurna memang bukan merupakan perjuangan yang mudah.
Namun kesatuan tekat antarpemain lapangan hijau maupun dukungan pemerintah serta organisasi persepakbolaan di negerinya menjadi pemicu yang sangat berpotensi membuka lebar peluang kemenangan disetiap laga yang dihadapi. "Indonesia juga bisa seperti kami," katanya.
Yoshida juga menyarankan, agar setiap laga para pemain harus bersikap gagah dengan selalu menanamkan keyakinan untuk memang dalam menghadapi lawan tanding manapun. Tentunya, demikian Yoshida, juga harus didukung dengan kerja keras sebelum bertanding atau memulai laga di setiap turnamen.
Sebelumnya Asisten Pelatih Timnas Indonesia U-22, Liestiadi mengakui Jepang adalah tim yang kuat yang memiliki talenta pemain berbobot dan berpengalaman. Selain itu, menurutnya Timnas 'Negeri Sakura' juga memiliki organisasi yang kokoh serta peran aktif pemerintah yang kuat untuk mendongkrak prestasi mereka.
"Jadi, memang kita kalah level dengan Jepang yang memang para pemainnya sangat matang. Hal itu terlihat didalam setiap laga mereka selalu unggul di semua sektor. Mulai dari pemain bawah, tengah, hingga para pemain depan mereka sangat bagus," tuturnya.
Pada pertemuan menghadapi Jepang di babak kualifikasi Piala Asia, Garuda Muda yang juga diasuh oleh Pelatih Aji Santoso itu mengalami kekalahan telah 1-5.
Kekalahan tersebut diakui Liestiadi sangat memukul pihaknya mengingat akibatnya, Indonesia menjadi tersingkir dan tidak maju keputaran final Piala Asia U-22 yang baru pertama kalinya digelar ini.
"Tapi bukan berarti saya tidak berpuas diri. Dari seluruh kesiapan yang kita punya, sangat wajar Timnas Indonesia kalah," katanya.
Selain dari segi mentalitas, demikian Liestiadi, dalam perekrutan pemain, pihaknya juga hanya memiliki waktu singkat, yakni tidak lebih dari tiga bulan.
"Belum lagi ditambah organisasi kita yang tidak kuat, membuat tim tidak maksimal. Namun saya cukup puas dengan laga anak-anak di kualifikasi Piala Asia ini. Meski tidak lolos, mereka telah memberikan yang terbaik," katanya.
Meski kalah menghadapi Jepang, Garuda Muda terbukti mampu bangkit untuk memenangkan laga terakhir mereka menghadapi Timnas Singapura yang tak kalah hebat dengan skor 2-0.
Namun meski menang di laga terakhit itu, Timnas Indonesia hanya mampu mendongkrak peringkat klasmen hingga menduduki urutan ketiga dengan total poin sembilan, setelah dari lima laga yang dipertandingkan, hanya mamupu meraih tiga kemenangan dan dua kali menelan kekalahan.
Sementara di klasmeen puncak, bertengger tim kuat Jepang dengan poin sempurna, yakni 15, setelah dari lima laga yang dipertandingan, keseluruhannya mendulang kemenangan atau tidak terkalahkan.
Di urutan kedua, meski di laga terakhir menghadapi 'Negeri Sakura' harus menelan kekalahan telak 0-5, Australia masih memiliki poin sepuluh, setelah dari lima laganya, menghasilkan tiga kali menang dan satu kali seri serta hanya sekai kalah saat melawan Jepang.
Kemudian di urutan empat klasemen akhir babak kualifikasi Piala Asia U-22, bertengger Singapura dengan poin tujuh, di mana pada debutnya, tim asuhan Pelatih Mike Wong ini menelan dua kali kekalahan, sekali seri dan dua kali menang.
Sementara di bawahnya, menyusul Timnas Timor Leste yang hanya meraih sekali kemenangan atas Timnas Makau, namun empat laganya harus menelan kekalahan hingga pengumpulan poin hanya cukup tiga.
Untuk tim juru kunci, seperti yang telah diprekdiksikan sebelumnya, yakni berada pada Timnas Makau dengan nol poin setelah dari lima laga yang dipertandingkan, seluruhnya kalah.