REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah tokoh-tokoh ternama di kawasan Asia berkumpul membahas rekonsiliasi dan resolusi konflik. Beberapa di antaranya mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra; mantan Presiden Timor Leste, Ramos Horta; dan tokoh politik Malaysia, Anwar Ibrahim di Jakarta.
"Saya ingin berbagi beberapa pemikiran tentang topik rekonsiliasi dan resolusi konflik. Bersama tamu istimewa kami di sini hari ini yang mengetahui dan memiliki banyak pengalaman untuk berbagi dengan kami. Rekonsiliasi dan resolusi konflik juga sesuatu yang sangat penting bagi stabilitas bangsa dan bagi masa depan wilayah kita," ujar SBY saat membuka acara The launching of Strategic Review Journal and the opening of the 1st strategic review forum, Selasa (17/7).
Menurutnya, tidak ada perdamaian, kebebasan, stabilitas, jika masyarakat hanya menebar konflik dan kebencian. Ia mengatakan dorongan dasar hati manusia adalah bahwa cinta dan kebaikan. Hal tersebut membuat perjuangan untuk perdamaian memungkinkan, bahkan dalam situasi yang paling sulit yang melibatkan musuh bebuyutan.
SBY juga mengeklaim, Indonesia berhasil menyelesaikan sendiri konflik yang terjadi di dalam negeri. Indonesia, katanya, terus-menerus mendorong reformasi kebijakan, menghadapi setiap cobaan dan kesengsaraan, dan menyelesaikan setiap konflik satu per satu. SBY meyakini tiap konflik memiliki solusi politik damai.
"Saya percaya sangat kuat bahwa setiap konflik ini bisa menerima solusi politik damai. Ini mungkin tidak jelas bagi semua situasi konflik, tapi saya percaya bahwa ini benar," kata SBY