Selasa 17 Jul 2012 19:46 WIB

Umat Islam Butuh Data untuk Berdakwah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).
Foto: Antara/Retno Esnir
Umat Islam melaksanakan shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Rencana Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggelar sensus masjid merupakan momentum guna mengoptimalkan peran masjid bagi umat Islam dan lingkungan. Hal itu diutarakan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Ahmad Satori Ismail.

Satori mengungkap data itu mendesak untuk dipenuhi guna mengetahui posisi masjid dalam masyarakat. Ambil contoh, data soal jumlah masjid, apakah jumlah masjid yang ada sudah memenuhi kebutuhan umat atau belum.

"Itu baru contoh kecil. Yang lebih penting sebenarnya bukan jumlah masjid saja tapi karakteristik jamaah setiap masjid. Ini yang perlu dijadikan perhatian," kata dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (17/7).

Ia menjelaskan, setiap jamaah masjid memiliki karakter. Misalnya, jamaah itu ada yang berada dekat atau jauh dengan masjid. Jamaah itu apakah rajin shalat berjamaah atau tidak. Apakah ia juga rajin shalat lima waktu atau tidak. "Belum lagi soal demografisnya. Bagaimana tingkat pendidikannya, ekonominya, budayanya dan lainnya," paparnya.

Ketika data ini lengkap, kata Satori, maka akan menjadi peta umat Islam seluruh Indonesia. Memang harus diakui, butuh waktu lama untuk memproses itu semua. Dan, perlu diketahui pula pemetaan ini sebenarnya sudah terpikirkan sejak satu dekade silam, namun jalan ditempat.

"Jadi, kalau cuma sensus jumlah masjid tidak penting, tapi kondisi jamaah masjid itu sendiri. Tantangannya seprti apa, tentu setiap masjid memiliki tantangan yang berbeda. Misalnya masjid A tengah terjangkit aliran-aliran sesat," paparnya.

Satori menilai, pemetaan ini mendesak untuk dipenuhi mengingat umat Islam kekurangan data. Padahal dengan data itu, umat Islam dapat bergerak. Misalnya, masjid A ini memiliki jamaah siapa saja, lalu siapa saja yang enggan ke masjid." Maka ini ada celah bagi para da'i dakwah. Jadi, boleh dibilang kita berdakwah tanpa data sehingga jangkauan menjadi luas," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement