Selasa 17 Jul 2012 23:30 WIB

Nelayan India Bantah Dapat Peringatan dari Kapal AS

Helikopter angkatan laut AS terbang rendah di atas kapal perusak, Sterett, saat melintasi Selat Hormuz
Foto: Reuters
Helikopter angkatan laut AS terbang rendah di atas kapal perusak, Sterett, saat melintasi Selat Hormuz

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI, UNI EMIRAT ARAB -- Kapal Angkatan Laut AS menembaki satu kapal nelayan India, Senin (16/7). Mereka (AS) mengatakan, penembakan dilakukan karena nelayan mengabaikan peringatan mereka yang berulang-ulang untuk menghentikan pendekatan mereka ke Uni Emirat Arab.

Namun pernyataan berbeda datang dari nelayan India yang selamat. Nelayan itu membantah jika Ia dan rekan-rekannya mendapat peringatan untuk tidak mendekat ke kapal AS itu.

"Kami tak mendapat peringatan sama sekali dari kapal tersebut. Kami bergegas untuk berusaha memutarinya lalu tiba-tiba kami ditembaki," kata Muthu Muniraj (28) di rumah sakit. 

Nelayan yang mendapat luka tembak di kedua kakinya itu mengatakan tidak mengerti mengapa kejadian itu bisa terjadi. "Kami tahu dan paham tentang suara dan tanda peringatan, dan saat itu tak ada, itu sangat mendadak. Teman saya meninggal, ia telah pergi selamanya. Saya tak mengerti apa yang terjadi," katanya.

Diberitakan sebelumnya, satu orang nelayan India dan tida orang lainnya cedera saat USNS Rappahannock, kapal pengisi-ulang bahan bakar AS, menembaki satu kapal nelayan, setelah dikatakan kapal nelayan itu mendekat ke kapal AS dengan cepat.

Sementara juru bicara Armada Kelima Letnan Greg Raelson, enggan menjawab ketika ditanya apakah satu kapal nelayan memang dapat menimbulkan ancaman bagi kapal laut AS. Ia mengatakan penyelidikan internal mengenai peristiwa itu belum selesai.

Amerika Serikat sendiri merasa sangat khawatir terhadap serangan terhadap kapalnya sejak dua pembom bunuh diri Al-Qaida menabrakkan kapal berisi bahan peledak ke USS Cole pada 2000, yang membuat lubang besar di lambungnya dan menewaskan 17 pelaut AS.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement