REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok oposisi Suriah mulai menargetkan ibu kota Suriah, Damaskus. Hal ini terlihat dari sejumnlah kerusuhan dan kekacauan antara kelompok oposisi dan militer Suriah yang terjadi di Damaskus dalam dua hari belakangan.
Kepulan asap akibat bentrokan menutupi langit kota Damaskus dan suara ledakan berkumandang di beberapa permukiman.
Tentara Suriah Baru (FSA) menyatakan, pertempuran lebih besar di Damaskus telah dimulai dan mereka telah menggunakan taktik baru untuk melancarkan sejumlah serangan serentak di banyak daerah serta membakar ban untuk memecah perhatian militer Suriah.
Laporan media di Suriah mengatakan lonjakan kerusuhan yang lebih besar bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Namun Menteri Penerangan Suriah Omran az-Zoubi, Selasa (17/7), menegaskan situasi di Suriah masih normal dan seperti biasa. Ia menambahkan apa yang telah disiarkan oleh beberapa stasiun TV dan media mengenai situasi di Damaskus "tidak akurat dan tak mencerminkan kebenaran serta kenyataan".
Di dalam satu pernyataan, az-Zoubi mengatakan. "Jujur saja, gambar ini hanya mencerminkan ilusi dan keinginan sebagian pihak, dan tak sesuai dengan kenyataan."
"Kehidupan di Damaskus dan kota besar lain dan provinsi begitu normal dan alamiah, dan agen penegak hukum serta aparat keamanan yang kompeten melakukan tugas mereka secara tepat dan dengan penuh semangat," tambahnya.
Suriah menyatakan akan melanjutkan upayanya memburu kelompok teror bersenjata di sejumlah daerah bergolak di Damaskus, terutama di al-Midan dan al-Qaboun.