Rabu 18 Jul 2012 11:12 WIB

Evakuasi Pesawat Lambat, Angkasa Pura Salahkan Garuda

Pesawat Garuda Indonesia
Foto: Rusdy/Republika
Pesawat Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyalahkan manajemen Garuda Indonesia atas lambatnya proses evakuasi pesawat yang tergelincir kemarin. Otoritas bandara menyatakan pihak Garuda tidak bersikap kooperatif.

"Kami sudah menawarkan ke pihak Garuda untuk menggunakan peralatan yang ada, tapi penawaran tidak ditanggapi dengan baik dan akhirnya waktu terus berlalu," kata GM Angkasa Pura II Bandara SSK II, Anggono Raras, Rabu.

Anggono menjelaskan, Angkasa Pura II sebenarnya memiliki peralatan memadai untuk menarik pesawat Garuda ke apron. Namun, pihak maskapai lebih memilih menggunakan alat mereka yang seadanya meski sudah diingatkan hal itu akan sia-sia.

Ia menjelaskan, pihak Garuda akhirnya menyerah pada sekitar pukul 02.00 dini hari atau setelah sepuluh jam insiden terjadi. Akibatnya, 19 penerbangan dari dan menuju Bandara Pekanbaru terpaksa dibatalkan dan ratusan penumpang terlantar dan tidur di Bandara.

"Angkasa Pura punya alat 'salvage' semacam dongkrak khusus dan kami sudah biasa menangani insiden pesawat semacam ini, yang di Bandara Pekanbaru sudah tiga kali terjadi dan hanya butuh waktu satu sampai tiga jam sebenarnya sudah selesai. Tapi karena pihak Garuda berkutat dengan keinginan sendiri, sampai titik darah penghabisan mereka menyerah tapi waktu sudah sangat larut," keluh Anggono.

Ia mengatakan, hingga pagi ini pesawat GA 174 belum juga bisa dipindahkan dari ujung landasan pacu bagian Barat Bandara SSK II. Menurut dia, pihak maskapai akhirnya memilih mendatangkan alat "salvage" dari Jakarta yang dikirim menggunakan pesawat.

"Diperkirakan siang ini pesawat yang membawa alat itu tiba di Pekanbaru," katanya.

Meski masih teronggok di ujung landasan pacu, otoritas telah membuka bandara dengan syarat khusus.

"Pesawat Garuda masih ada di ujung landasan pacu, tapi setelah kami lakukan penghitungan dengan cermat, penerbangan sudah bisa dilakukan kembali dengan ketentuan khusus," kata Anggono.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement