REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Anggota DPRD kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Aswan M Daali menyayangkan tindakan penembakan yang diduga dilakukan aparat kepolisian saat menangani aksi penolakan eksplorasi bijih emas warga kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (18/7) siang.
"Menembak rakyat itu bukan solusi. Saya sangat menyayangkan dan mengutuk tindakan aparat kepolisian itu," kata Aswan di Palu. Dalam kejadian itu, lima orang dilaporkan terluka dan satu orang diantaranya kritis.
Aswan mengatakan, masyarakat berhak untuk menolak rencana PT. Cahaya Manunggal Abadi untuk mengolah lahan pertambangan di Balaesang Tanjung karena sebagian lahan tersebut adalah lahan perkebunan masyarakat.
"Kita harus menghargai hak-hak masyarakat. Wajar kalau mereka menolak karena lahan yang mau dijadikan lokasi tambang di atasnya ada cengkeh, kakao dan kelapa," kata Ketya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Donggala itu.
Aswan meminta agar pimpinan aparat kepolisian menarik pasukannya dari lokasi karena bisa menimbulkan korban yang lebih banyak. "Kita tidak ingin masyarakat terus menjadi korban," katanya.
Politis Partai Golkar asal daerah pemilihan wilayah pesisir pantai barat Donggala ini mengatakan, dia akan turun ke lokasi melakukan penelitian lebih jauh atas tragedi yang menimpa masyarakat Balaesang Tanjung tersebut.