REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Luis Suarez mengaku menjadi korban kekuatan politik Manchester United sehingga dirinya dijatuhi sanksi delapan laga dalam kasus rasial terhadap Patrice Evra. Striker Liverpool itu mengaku media memanipulasi insiden jabatan tangan dirinya dengan Evra.
Sejumlah media Inggris menampilkan foto Suarez menolak jabatan tangan Evra saat kedua tim akan memulai pertandingan di Old Trafford pada Februari lalu.
''Itu hanyalah kesalah-pahaman yang terjadi ketika saya dan Evra akan berjabat tangan,'' kata Suarez seperti dikuti Guardian.
Suarez menjelaskan dirinya saat itu ingin menjabat tangan Evra. Tapi, tangan pemain Prancis itu terlalu rendah sehingga Suarez berpikir ulang untuk melakukan salaman.
''Media di Inggris memperlihatkan momen ketika saya melenggang lewat di depan Evra. Tapi, media tidak memperlihatkan momen ketika Evra merendahkan tangannya,'' keluh Suarez. ''Hanya media di Uruguay dan Spanyol yang memperlihatkan bahwa saya ingin menjabat tangannya.''
Suarez mengakui Evra yang membuat dirinya dihukum delapan pertandingan. Tapi, striker Uruguay itu mengaku tidak memiliki masalah dengan Evra. Itulah mengapa Suarez tidak keberatan melakukan salaman dengan Evra.
''Tapi, faktanya adalah momen (jabat tangan) tersebut sengaja diatur untuk kembali menyerang diriku.''