Rabu 18 Jul 2012 19:20 WIB

55 Pemimpin Redaksi Deklarasikan Forum Pemred

Rep: Asep Wijaya/ Red: Heri Ruslan
Deklarasi Forum Pemimpin Redaksi
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Deklarasi Forum Pemimpin Redaksi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 55 pemimpin redaksi media cetak, online, dan elektronik mendeklarasikan Forum Pemimpin Redaksi di Hotel Atlet Century, Rabu (18/7) sore.

Forum tersebut dibentuk guna mempersatukan seluruh pemimpin redaksi media untuk bersama-sama memajukan dunia pers Indonesia.

Forum itu dipimpin Wahyu Muryadi yang juga pemimpin redaksi Tempo. Wahyu mengatakan dalam pertemuan itu dirinya langsung didaulat sebagai ketua.

''Saya siap menjalankan amanah ini,'' ujar Wahyu.

Wahyu mengungkapkan, forum itu dibentuk untuk mengakomodir semua kebutuhan yang diperlukan anggotanya yang berstatus sebagai pemimpin redaksi.

Ia mencontohkan, bila ada pemred yang merasa independensi medianya terancam, maka forum tersebut akan membantu proses penyelesaiannya.

"Begitu juga bila ada reporter yang mengadukan pemrednya yang bersikap otoriter, maka yang bersangkutan akan dimintai penjelasan atas perbuatannya itu," jelas Wahyu.

Selain itu, Wahyu mengatakan, forum itu juga dapat berfungsi sebagai ajang saling berbagi informasi. Misalnya, tutur dia, bila ada satu persoalan yang besar dan memang harus diberitakan, maka secara bersama-sama seluruh media akan menyampaikan pemberitaan penting itu.

"Itu bila terkait dengan persoalan yang memang masyarakat perlu tahu itu dan sangat penting," tegasnya.

Forum tersebut, ungkap Wahyu, juga memiliki pembiayaan yang mandiri. Maksudnya, tutur dia, tidak ada dana yang berasal dari luar anggota. Wahyu menyebutkan, pembiayaan itu murni berasal dari anggota yang akan dipungut setiap orangnya sebesar Rp 12 juta per tahun.

"Bisa bayar langsung atau dicicil," ujar Wahyu.

Sementara itu, pengawas Forum Pemred, Ilham Bintang, mengungkapkan, pendirian forum itu bertujuan untuk menyelesaikan tiga ancaman yang dihadapi pers Indonesia belakangan ini.

Ketiganya, sebut dia, adalah ancaman eksternal (fisik) seperti perusakan kantor, ancaman profesi seperti intimidasi pemecatan dari pemilik media dan ancaman dari teman-teman sendiri yang tidak menaati kode etik.

"Forum ini diharapkan dapat pecahkan problem itu," tutur Ilham kepada Republika.

Hal senada juga diungkapkan  Sekretaris Forum Pemred Nasihin Masha. Pemred Republika itu menegaskan, pelecehan terhadap institusi pers masih berlangsung dewasa ini.

Misalnya, ungkap dia, peristiwa penangkapan sejumlah pegawai dan redaksi sebuah media di suatu daerah lantaran memampang poster yang dianggap menyinggung satu institusi.  Dalam kasus itu, ungkap dia, kewibawaan pers sangat dilecehkan.

"Untuk itu, forum ini merupakan suatu kebutuhan guna mempersatukan pemred dan menciptakan kewibawaan pers," ungkap Nasihin.

Pada kesempatan yang sama, wakil ketua forum terpilih, Khairul Jasmi (Harian Umum Singgalang), mengatakan, ada dua hal yang akan dibahas dalam pertemuan mendatang di Forum Pemred. Keduanya, ujar dia, adalah soal kesejahteraan dan pendidikan wartawan.

Khairul menegaskan, masih banyak wartawan di media tertentu yang belum memperoleh kesejahteraan yang memadai. Untuk itu, ungkap dia, Forum Pemred akan mengupayakan penyelesaian persoalan itu agar wartawan dapat menjalankan tugasnya secara lebih profesional lagi.

"Terkait pendidikan, profesi wartawan itu kan keterampilan bukan ilmu, jadi harus diasah," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement