REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama, Rabu (18/7), menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sehubungan dengan serangan bom terhadap wisatawan Yahudi di Bulgaria.
Obama menjanjikan bantuan untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan.
Presiden AS tersebut menyampaikan belasungkawanya dan "dengan keras mengutuk serangan yang menewaskan dan melukai orang Israel serta Bulgaria, termasuk anak-anak Israel", kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.
"Presiden berjanji akan mendukung Israel dalam masa sulit ini, dan memberi apa pun bantuan yang diperlukan guna mengidentifikasi serta menyeret para pelakunya ke pengadilan," demikian isi pernyataan tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Kamis.
Ditambahkannya, Obama juga "menegaskan kembali komitmen kami yang tak tergoyahkan bagi keamanan Israel dan solidaritas serta persahabatan mendalam kami dengan rakyat Israel".
Enam orang Yahudi tewas dan lebih dari 30 orang lagi cedera pada pagi harinya, saat ledakan kuat mengoyak satu bus yang ditumpangi wisatawan Yahudi di Bandar Udara Burgas di Bulgaria.
Menteri Luar Negeri Bulgaria Nikolay Mladenov mengatakan kepada timpalannya dari Israel Avigdor Lieberman bahwa ledakan itu disebabkan oleh bom yang dipasang di bus tersebut.
Netanyahu menuduh Iran berada di belakang serangan itu, dan memperingatkan bahwa Israel akan memberi "reaksi keras terhadap teror Iran".
Teheran sejauh ini belum menanggapi tuduhan tersebut.
Obama juga mencela "serangan teror kejam" itu di dalam satu pernyataan sebelumnya.