Kamis 19 Jul 2012 16:21 WIB

Hujjatul Islam: KH Muhammad Cholil (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kebiasaan hidup prihatin diteruskannya di Tanah Arab. Konon, selama di Makkah, Cholil lebih banyak makan kulit semangka ketimbang makanan lain yang lebih layak.

Ini cukup mengherankan teman-teman seangkatannya, seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, dan Syekh Muhammad Yasin Padang.

Sepengetahuan teman-temannya, Cholil tidak pernah memperoleh kiriman uang dari Tanah Air. Ia dikenal pandai mencari uang melalui kepiawaiannya menulis.

Misalnya, ia banyak menulis risalah, terutama tentang ibadah, dan menulis khat (kaligrafi), yang kemudian dijualnya. Meskipun bisa mencari uang, Kyai Cholil lebih senang membiasakan diri hidup prihatin.

Ahli fikih dan hafiz

Sepulang dari tanah Arab, Cholil dikenal sebagai ahli fikih dan tarekat yang jempolan. Bahkan, akhirnya ia bisa memadukan kedua hal itu dengan serasi. Kiai Cholil juga dikenal sebagai al-hafiz (hafal Alquran 30 juz).

Ia kemudian mendirikan pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar satu kilometer barat laut dari desa kelahirannya. Dari hari ke hari, pesantren miliknya ini banyak didatangi para santri dari desa-desa di sekitarnya.

Dalam perjalanan selanjutnya, pesantren di Desa Cengkebuan itu ia serahkan kepada menantunya. Sementara, Kiai Cholil sendiri membangun sebuah pesantren lagi di Desa Kademangan, hampir di pusat kota, sekitar 200 meter sebelah barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru ini sekitar satu kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya.

Pesantren yang baru ia dirikan ini dalam waktu singkat mendapatkan banyak santri, tidak hanya dari daerah sekitar, tapi juga dari tanah seberang, Pulau Jawa. Santri pertama dari Jawa yang belajar di pesantren Kademangan ini bernama Hasyim Asy'ari (kelak mendirikan Pesantren Tebuireng) di Jombang.

Tak hanya Kiai Hasyim Asy'ari, sejumlah nama tokoh ulama besar tercatat juga pernah nyantri di pesantren asuhan Kiai Cholil. Di antaranya, Kiai Abdul Wahab Chasbullah (pendiri Pesantren Tambak Beras), Kiai Bisri Syansuri (pendiri Pesantren Denanyar), Kiai Ma'shum (pendiri Pesantren Lasem Rembang), dan Kiai Bisri Musthafa (pendiri Pesantren Rembang).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement