REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, dengan sangat keras menolak tuduhan yang dilayangkan para pejabat rezim Zionis yang mengatakan Iran bertanggungjawab atas serangan bom terhadap satu bus yang membawa turis Israel di bandara Bulgaria, Rabu.
Diplomat itu mengatakan bahwa rezim Zionis, yang memiliki peran langsung dalam teror kepada para ilmuwan nuklir Iran telah melemparkan tuduhan tak berdasar terhadap negara-negara lain untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari aktivitas terorisnya yang sedang mereka lakukan di seluruh dunia.
"Rezim Zionis sebagai pemimpin negara dan terorisme terorganisir memiliki tangan berdarah atas warga Lebanon, Palestina dan lainnya yang tidak bersalah," kata Mehmanparast.
"Rezim Zionis bahkan siap untuk mengejar skenario politiknya dengan menempatkan risiko pada kehidupan orang-orang di dalam atau di luar wilayah-wilayah pendudukan," kata Mehmanparast.
Kemarin, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan Iran sebagai dalang atas pengeboman yang menewaskan enam orang warganya. Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa semua tanda-tanda dalam aksi itu mengarah kepada Iran.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu setelah seorang pejabat di Yerusalem mengatakan bahwa bis yang membawa warga Israel di bandara Burgas itu ditembaki dan dilempari peledak.
"Israel akan membalas keras teror Iran," kata Netanyahu. "Dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat upaya-upaya Iran untuk mencelakai orang Israel di Thailand, India, Georgia, Kenya, Siprus dan tempat-tempat lain."
Serangan itu dilakukan pada peringatan tahun ke-18 serangan terhadap sebuah pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires pada 1994 yang menewaskan 85 orang dan mencederai 300.
Israel juga menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan pada 1994 itu. Namun, Teheran membantah tuduhan tersebut dan balik menuduh Israel mendalangi pembunuhan ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran dalam beberapa tahun terakhir ini.